"Hasil pemeriksaan sementara dari otopsi, ada 7 luka tembak masuk dan 6 luka tembak keluar," baca hakim.
"Kalau saudara katakan 5 (Richard Eliezer menembak 5 peluru,red), terus yang 2 siapa yang nembak?" tanya hakim.
"Saya tidak tahu," jawab Ferdy Sambo.
"Apakah ada orang lain nembak?" kejar hakim.
"Saya tidak tahu," jawab Ferdy Sambo lagi.
Yang disampaikan Ferdy Sambo ini berbanding terbalik dengan kesaksian Bharada E.
Terdakwa Bharada E dapat kesempatan menanggapi keterangan saksi, dia dengan jelas menyampaikan sejumlah bantahan atas kesaksian mantan atasannya itu.
"Pada saat di lantai 3 rumah Saguling, tidak ada kata-kata dari beliau yang menanyakan kepada saya Apakah siap mem-backup, ataupun menanyakan siapkah menembak kalau Yosua melawan," kata Bharada E tegas.
Dia menegaskan tidak ada pertanyaan seperti padanya di rumah Saguling.
"Yang benar adalah pada saat itu beliau perintahkan saya untuk menembak Yosua," ungkapnya di depan eks jenderal bintang dua itu.
Setelah ada perintah untuk menembak itu, ungkapnya, Ferdy Sambo menyampaikan skenario yang akan dipakai dalam pembunuhan itu sebelum mereka ke TKP.
Source | : | Tribun-Medan.com,Tribun-Bali.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar