Gridhot.ID - Libur Natal dan Tahun Baru 2022 ini membuat beberapa wilayah dipadati wisatawan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, salah satu wilayah yang banjir wisatawan di libur Natal dan Tahun Baru ini adalah Bali.
Polres Jembrana sampai memperketat pengamanan di pintu masuk dan keluar Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali.
Kapolres Jembrana AKBP Dewa Gde Juliana mengatakan, pos pemeriksaan didirikan di pintu keluar masuk Pelabuhan Gilimanuk. Wisatawan yang akan keluar masuk Bali melalui pelabuhan akan diperiksa, mulai dari identitas hingga barang bawaan.
"Untuk pemeriksaan juga mengunakan detektor dan anjing pelacak K-9 Polda Bali. Kami juga menyiapkan poa pelayanan dan pos vaksin,“ ujar Juliana usai Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin di Mapolres Jembrana, Kamis (22/12/2022).
Ia menyebutkan, arus balik wisatawan pada musim liburan tahun baru menjadi perhatian khusus. Karena diprediksi waktunya berbarengan sehingga bisa menimbulkan lonjakan antrean di kawasan pelabuhan.
Untuk mengurangi antrean di Pelabuhan Gilimanuk saat arus balik tahun baru, Polres menyiapkan pola pengaturan arus lalu lintas. Salah satunya dengan menyiapkan kantong parkir di lahan terminal kargo.
Menghadapi para wisatawan yang membanjiri Bali, para gelandangan dan pengemis (gepeng) langsung datang ke tempat-tempat yang ramai pengunjung.
Dikutip Gridhot dari Tribun Bali, Satpol PP Gianyar akhirnya menggelar razia gepeng sejak beberapa hari lalu di kawasan Ubud, Gianyar, Bali.
Di mana gepeng atau pengemis tersebut merupakan wajah-wajah lama, yang telah terjaring berkali-kali.
Bahkan, Kasatpol PP Gianyar, I Made Watha sampai hapal dengan nama-nama gepeng ini.
Sejatinya, Ubud sempat steril gepeng.
Namun sejak wisatawan mulai ramai lagi berwisata di Ubud, para gepeng yang berasal dari Desa Munti Gunung, Kabupaten Karangasem itupun kembali membanjiri Ubud.
Kepala Dinas Satpol PP Gianyar, I Made Watha mengatakan, pihaknya telah menjaring 12 orang gepeng, dan menyerahkannya ke Dinas Sosial Gianyar untuk dipulangkan ke kampung halamannya.
"Hampir sebagian besar wajah lama, saya sampai hapal nama-nama mereka. Bahkan 12 dari gepeng itu, sebagian besar anak-anak," ujar pejabat asal Sukawati itu, Minggu 25 Desember 2022.
Seperti biasa, kata Watha, penertiban ini bukan karena berpenampilan tak enak dipandang. Namun penertiban ini karena para gepeng ini memaksa.
"Yang bersangkutan mengganggu ketertiban umum dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Ubud," ujarnya.
Kata Watha, perda yang dilanggar, perda 15 th 2015 tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat. Hanya pihaknya tidak bisa menindak selain melakukan penertiban.
"Setelah kami amankan, kami serahkan ke dinsos, nanti dinsos yang melakukan pembinaan atau dikembalikan ke desanya," ujarnya.
Tetkait maraknya gepeng ini, kata Watha, belum bisa dipastikan penyebabnya lantaran banyak faktor yang mempengaruhi.
Pihaknya pun bersinergi dengan dengan aparat di desa seperti bimas, Babinsa dan desa adat setempat dengan melakukan patroli berkelanjutan.
"Kami selalu sinergi dengan pihak desa adat, bimas dan babinsa, untuk menjaga ketertiban umum khususnya daerah yang menjadi tempat mangkalnya gepeng," ujarnya.
(*)