Pemuda 23 tahun itu menceritakan jika ibunya semakin depresi setelah ditinggal ayah Tiko pergi pulang kampung.
"Selain saya sibuk, ibuk juga nggak terlalu ngerawat. Cuma emang ada waktunya untuk dibersihin. Di tahun 2011 antara 2011 2013 kalo nggak salah. Papa pergi, ibu kurang sehat (kejiwaannya)," papar Tiko.
"Jadi ibu suka marah-marah sendiri, suka ngomong sendiri. Cuma ya saya urus, paling ini ibu nggak pernah keluar."
Selain mengurung diri, ibu Tiko juga menganggap orang lain sebagai musuh.
Sehingga tidak pernah melakukan interaksi dengan orang lain.
"Meteran sudah diputus, air nampung, kalo nggak ambil dari sebelah," ucap Tiko.
Lewat obrolan tersebut, Tiko juga membeberkan pekerjaan yang ia lakukan selama ini demi membiayai ibunya itu pula.
Selama ini Tiko sempat bekerja berdagang telur gulung dan lainnya untuk merawat sang ibu.
Ia kemudian menjadi satpam kompleks perumahaan setempat.
Tiko mengaku tidak ingin menjual rumah peninggalan orang tuanya tersebut.
Dirinya menyatakan tetap akan merawat rumah tersebut walau hanya bisa memantau.
Source | : | Bangkapos,TribunJatim |
Penulis | : | Akhsan Erido Elezhar |
Editor | : | Dewi Lusmawati |
Komentar