"Selain dia di departemen keuangan dia itu juga terakhir jual beli mobil disewain," ungkapnya.
"Kemudian terakhir itu dia cerita ke saya dia di tipu rekan bisnisnya, itu mobil bikinan Amerika, jadi suratnya ada tapi mobilnya gak ada," sambungnya.
"Setelah itu kami lost kontak, saya dengar Pak Puh akhirnya pindah ke Madiun," sambungnya.
Sumaryono, selaku kerabat juga membenarkan terkait ayah Tiko yang disebutkan meninggalkan Ibu Eny dan Tiko.
Dirinya menjelaskan bahwa saat itu sebelum meninggalkan rumah memang sempat adu cekcok karena masalah ekonomi sehingga membuat Herman pergi dari rumah.
"Pak Herman waktu itu bukannya meninggalkan Ibu Eny, tetapi mereka sempat adu cekcok rumah tangga mungkin karena masalah ekonomi, saat itu pak Herman bisnisnya mulai menurun, mungkin juga ibu Eny gak terima," bebernya.
Tak hanya itu, ternyata ayah Tiko diusir saat itu pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai mobil truk dan membawa barang-barangnya.
"Yang lebih sedih lagi, Pak Herman itu disuruh pergi bareng sama truk angkutan barangnya," terangnya.
Diceritakan pula bahwa ayah Tiko meninggal pada tahun 2015 di Desa Bayemtaman, Kabupaten Magetan.
"Pak Herman baru beberapa tahun di Madiun dia meninggal pada tahun 2015 dikebumikan di Desa Bayemtaman, Kabupaten Magetan," jelasnya.
Sementara terkait sosok Ibu Eny, Sumaryono mengatakan bahwa Ibu Eny sebelum menikah dengan Herman ternyata sudah sempat dibawa ke rumah sakit jiwa dan memang mempunyai riwayat penyakit tersebut.
"Ibu Eny ini sebelum menikah juga saya dengar sudah pernah ke RSJ, sudah ada riwayat kayaknya kambuh juga," terangnya.