Alex juga memiliki banyak anak buah yang ditempatkan di Kampung Bahari maupun di luar wilayah ini.
Meski begitu, di mata Andi, sosok Alex adalah kawan yang baik dan asyik diajak berbincang.
Tak jarang, ketika bertemu Alex Bonpis memberikan uang kepada dirinya.
"Orang tahulah dia di sini bandar narkoba, tapi baik orangnya makanya dia orang susah buat ganggu dia. Kalau ketemu suka ngasih sekitar Rp500.000-an," ungkapnya.
Andi mengatakan, Alex Bonpis dahulu mudah bergaul dengan orang lain. Namun, sejak menjadi pengedar narkoba Alex menjadi lebih tertutup.
"Dia jarang kelihatan, tertutup orangnya. Dia keluar aja orang enggak tahu, mobilnya juga banyak makanya enggak pada tahu," imbuh Andi.
Andi mengatakan Alex Bonpis menjadi bandar sabu terbesar di Kampung Bahari, yang menyuplai sabu ke lapak-lapak narkoba di samping rel kereta api.
Setelah lapak yang terkenal dengan sebutan samping rel atau samrel itu dibongkar dan berganti menjadi pos polisi, Alex disebut tetap lancar memperjualbelikan barang haram tersebut di tempat lain.
"Kebanyakan orang ngambil sabu di dia (Alex). Dulu di sini lapak-lapak semua kan di rel, penyuplai ke lapak-lapak itu Alex," terang Andi.
Kerap kali, pemakai sabu dari luar Jakarta Utara memilih mencari barang haram tersebut kepada Alex dibanding bandar-bandar kelas teri.
"Dia di sini siapa aja tahu. Alex bandar terbesar di sini," sebut Andi.