Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Pakai Kacamata Dikelilingi Orang Bersenjata, Egianus Kogoya Ancam Tak Akan Lepaskan Pilot Susi Air Jika Hal Ini Belum Dipenuhi, Terungkap Begini Kondisi Captain Phillip Marthens

Akhsan Erido Elezhar - Rabu, 15 Februari 2023 | 18:25
Sosok Pilot Susi Air yang sempat menghilang.
TribunJabar

Sosok Pilot Susi Air yang sempat menghilang.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Pesawat milik maskapai Susi Air dibakar di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2) pagi.

Pilot Susi Air, Kapten Philip Max Marthin diketahui sempat melarikan diri namun ternyata ditangkap kelompok teroris Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJabar, 15 Februari 2023, kini beredar foto kondisi pilot Susi Air Captain Phillip Marthens yang disandera oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Dalam foto tersebut, Captain Phillip Marthens diapit oleh para anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Panglima Komando Daerah Perang III Ndugama TPNPB-OPM, Egianus Kogoya menyatakan sikap terkait dengan penyanderaan pilot Susi Air, Captain Phillip Marthens hingga saat ini.

Dari video yang diperoleh Tribun-Papua.com di Jayapura, Egianus mengatakan, penyanderaan tersebut dilakukan bukan untuk mencari makan ataupun minum, tetapi mau merdeka.

"Jadi kami akan membawa pilot ini sampai Papua merdeka baru saya lepas," kata Egianus dalam video tersebut.

Sambil menggunakan kacamata dan menggenggam senjata, Egianus pun meminta agar negara-negara di luar sana harus membantu mereka.

"Tidak boleh terus bekerjasama dengan Indonesia," ujar Egianus dalam video 1,29 menit itu.

Baca Juga: Jangan Abai, Inilah Ciri-ciri Batuk yang Disebabkan Penyakit Asam Lambung Kronis

Menurut Egianus, akibat kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara lain bersama Indonesia menyebabkan Papua susah untuk merdeka.

Maka itu, untuk menjawab keinginan tersebut, lanjut Egianus, mereka harus menyandera pilot Susi Air, Captain Phillip Marthens.

Selain itu, dia juga memastikan akan terus menjaga keamanan dari Captain Phillip Marthens.

"Bersama saya, pilot Phillip Marthens akan tetap aman," ujarnya.

Sebelumnya, pilot Susi Air, Captain Phillip Marthens sudah disandera sejak 7 Februari 2023 di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga.

Dalam proses penyanderaan, KKB di bawah Egianus membakar pesawat yang ditumpangi Captain Phillip Marthens.

Sejak itulah Captain Phillip Marthens dibawa KKB hingga saat ini.

Seperti diketahui, pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY hilang kontak sesaat setelah mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan pada Selasa (7/2/2022) lalu.

Namun pesawat itu ditemukan dalam kondisi terbakar di landasan Lapangan Terbang Distrik Paro.

Baca Juga: Langsung Peluk Erat Foto Brigadir J hingga Air Mata Bercucuran, Reaksi Rosti Simanjuntak Saat Ferdy Sambo Divonis Hukuman Mati Bikin Haru

Pilotnya yang berkewarganegaraan Selandia Baru disandera KKB Papua.

Sejauh ini aparat keamanan di Papua terus melakukan pencarian terhadap sandera.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJabar, 15 Februari 2023, sementara itu, pihak Susi Air menyatakan tidak akan berhenti terbang di wilayah Papua meskipun terjadi insiden hilangnya pilot mereka, Philips Mark Methrtens (37), usai mendarat di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

"Kami tidak akan berhenti terbang di wilayah Papua, dan kami tetap terbang di tempat lain. Namun, tolong, kami diberi perlindungan," ujar Chief Of Operation Susi Air Melinasary dalam siaran pers Pendam XVII/Cenderawasih, Selasa (14/2/2023).

Melinasary juga mengatakan, pihaknya sangat sedih dan terpukul akibat kejadian tersebut, mengingat apa yang sudah dilakukan selama ini.

"Semuanya all out untuk membangun tanah Papua, sejak pertama masuk Papua tahun 2006, di mana kami melayani penerbangan masyarakat Papua, baik merintis penerbangan, termasuk secara membantu memberikan obat-obatan bagi masyarakat, membantu pemerintah dengan mengambil risiko agar penerbangan di Indonesia, khususnya Papua untuk bisa lebih berkembang," kata Melinasary.

Melinasary mengungkapkan, saat kejadian, pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BVY itu memang sudah jadwal terbang rutin seminggu sekali.

Menyikapi masih belum ditemukannya pilot Philips, Melinasary mengatakan bahwa pihak Susi Air akan memberi dukungan kepada TNI-Polri.

"Kami sudah mendukung penerbangan untuk proses pencarian dan memberi bantuan logistik berupa makanan dalam pencarian pilot kami," kata Melinasary.

Baca Juga: Bisa Kurangi Kadar Asam di Organ Pencernaan, Beberapa Bahan Alami Ini Ampuh Redakan Asam Lambung, Simak Penjelasan Lengkapnya Sekarang

"Kami berharap pilot Philips kembali ke pangkuan keluarganya dalam keadaan selamat. Terlebih kami berharap pencarian, termasuk jika ada informasi dan negoisasi, bisa diinformasikan," ucap Melinasary.

Sementara itu, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen Muhammad Saleh Mustafa mengatakan bahwa proses operasi pencarian pilot Philips terus dilakukan semaksimal mungkin di wilayah Nduga dan sekitarnya.

"Upaya-upaya pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan TNI-Polri, baik melalui pesawat udara, helikopter maupun melalui jalur darat dan juga upaya-upaya Pemda Kabupaten Nduga serta para tokoh masyarakat dengan pendekatan soft approach dialog dan membangun komunikasi," kata Saleh.

Pencarian pilot Philips yang dilakukan TNI-Polri masih nihil hingga hari ke delapan, Selasa (14/2/2023).

Philips yang merupakan warga negara Selandia Baru itu bersama lima penumpang lainnya hilang kontak sesaat setelah mereka mendarat di Bandara Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat dengan nomor registrasi PK-BVY itu diduga dibakar oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya sesaat setelah mendarat.

Pilot dan lima penumpang, kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, melarikan diri ke arah berbeda.

Lima penumpang merupakan orang asli Papua (OAP). Kelimanya telah dievakuasi dan kembali ke rumah masing-masing.

Sementara itu, Philips belum ditemukan hingga saat ini. Penyerangan itu rupanya ada kaitannya dengan KKB yang mencurigai 15 pekerja bangunan puskemas di Paro, pada awal Januari 2023.

Baca Juga: Primbon Jawa Meramal Akan Ada Tangis Haru Kesedihan hingga Dibuat Kesal Seseorang, Simak 4 Arti Kedutan Area Pipi Kiri Berikut Ini

KKB menduga, sebagian pekerja tersebut merupakan anggota TNI atau Badan Intelijen Negara (BIN).

"Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas. Namun, setelah dibangun memang ada lima orang yang tidak ada identitasnya, tidak ada id card," kata Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Mathius D Fakhuri usai Rapim TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Setelah mendapatkan informasi itu, Mathius memerintahkan jajarannya untuk mengevakuasi ke-15 pekerja itu. Kapolres Nduga langsung melakukan koordinasi dengan Bupati Kenyam untuk mengeluarkan ke-15 pekerja itu dari Distrik Paro. "Karena kami tidak mau ada pembantaian.

Lanjutan dari prakejadian, tanggal 4, 5, dan 6 (Januari 2023), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk (Bandara Paro), kita akan bawa keluar para pekerja ini," ujar Mathius.

Mathius menyebutkan, ke-15 pekerja itu tidak pernah disandera oleh KKB.

Hingga pada akhirnya datang pesawat yang dipiloti Philips tiba di Bandara Paro pada Selasa (7/2/2023).

Namun, KKB kemudian membakar pesawat itu. Pilot dan lima penumpang melarikan diri ke arah berbeda. Sementara itu, ke-15 pekerja itu telah dievakuasi ke Timika.

(*)

Source :Kompas.comTribunJabar

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x