Salah satu sumber mengatakan, "Kemarin, Kementerian Keamanan di Kota Jeongju memanggil wanita yang terdaftar di departemen pendaftaran penduduk dengan nama 'Ju Ae' ke Kementerian Keamanan untuk mengubah nama mereka."
Sumber itu menambahkan bahwa seorang gadis berusia 12 tahun di lingkungan mereka bernama Ju Ae, dan orang tuanya disuruh melapor ke Kementerian Keamanan untuk mengubah akta kelahirannya.
Sumber kedua menyatakan bahwa pihak berwenang mengatakan bahwa nama tersebut harus diubah "dalam waktu seminggu".
Pihak berwenang mengatakan, nama Ju Ae sekarang dicadangkan untuk orang-orang dengan "martabat tertinggi," tambah sumber yang tidak disebutkan namanya itu.
Melansir Reuters, Ju-ae baru-baru ini muncul di depan umum bersama ayahnya selama parade militer Korea Utara, menimbulkan spekulasi bahwa dia mungkin dipersiapkan untuk menggantikan sang pemimpin. Sehari sebelum pawai, dia juga terlihat di jamuan makan mewah di barak militer.
Dia pertama kali diperkenalkan ke media, dan dunia, tahun lalu di bulan November. Gambar menunjukkan wajah Kim yang berseri-seri berpegangan tangan dengan Ju-ae dalam jaket puffer putih dan sepatu merah, berjalan di depan rudal hitam-putih raksasa.
Menariknya, dia adalah satu-satunya dari tiga anak Kim yang terungkap ke publik. Media Korea Selatan berspekulasi bahwa Kim menikahi istrinya Ri Sol Ju pada 2009 dan mereka memiliki tiga anak, dua putri, dan seorang putra.
Pada Rabu (8/2/2023), dia muncul bersama Kim di parade militer besar-besaran, di mana media pemerintah menyoroti sang putri berbaris dengan Kim dan ibunya, Ri Sol Ju. Terlihat dia berbagi minuman jus dan saling berbisik satu sama lain saat mereka mengamati peristiwa tersebut.
Sehari sebelumnya, Ri dan putrinya sekali lagi menghadiri acara bersama Kim dalam acara makan malam untuk menjamu para komandan militer di perjamuan mewah dalam memperingati hari jadi yayasan tentara minggu ini.
"Sejauh yang kita tahu, Kim tampak hanya menyayangi anak kesayangannya. Tetapi semakin dia muncul, semakin terlihat bahwa dia dipersiapkan sepenuhnya untuk kepemimpinan atau setidaknya ada kemungkinan mengenai hal tersebut," jelas Mason Richey, seorang profesor di Universitas Studi Asing Hankuk di Seoul.
Dia menambahkan, yang lebih jelas adalah pesan bahwa senjata nuklir negara itu diwariskan untuk anak cucu, dan sang putri merupakan bagian dari itu.