Gridhot.ID - Gunung Merapi baru saja erupsi akhir-akhir ini.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Gunung Merapi erupsi pada Sabtu, 11 Maret 2023.
BNPB melaporkan, Gunung Merapi memuntahkan awan panas guguran ke arah Kali Bebeng/Krasak.
Diduga, Gunung Merapi erupsi akibat adanya dua kubah lava yang sedang tumbuh.
Kedua wujud tersebut akhirnya menghasilkan longsoran kubah lava di Barat Daya.
Selain kondisi terkait erupsi Gunung Merapi, publim juga dikejutkan dengan bentuk awan panas yang diluncurkan.
Dikutip Gridhot dari Tribun Solo, sebuah foto yang memperlihatkan kondisi awan panas Gunung Merapi berbentuk seperti Petruk, pada Sabtu, (11/3/2023) lalu, viral di media sosial.
Dilansir dari TribunJateng, penampakan awan panas mirip Petruk tersebut diyakini sebagai wujud atau perlambangan dari Mbah Petruk.
Namun, mengenai hal tersebut, Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Sentosa menyebut awan panas berbentuk Petruk yang beredar di media sosial itu hanyalah sebuah kebetulan.
Terkait proses terbentuknya awan panas, disebutkan Agus, hal itu terjadi ketika material lava dengan kandungan gas yang tinggi meluncur di lereng gunung dengan kecepatan tinggi.
"Kalau awan panas yang sudah tinggi itu hanya kepulan debu atau abunya. Material yang lebih berat meluncur di alur sungai," kata Agus.
Diketahui Petruk merupakan salah satu tokoh punakawan yang memiliki ciri-ciri postur tubuh tinggi dan langsung, serta rambut dan tangannya panjang.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi meyakini Petruk sebagai sosok gaib yang melindungi gunung tersebut.
Bahkan, warga di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali meyakini sosok yang kerap disebut sebagai Mbah Petruk adalah penunggu Merapi yang melindungi mereka.
Saat Merapi aktif, warga di utara Merapi itu bakal diberi wangsit berupa mimpi untuk mengungsi atau tetap tinggal di rumah.
Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X, erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu lalu itu tak akan sebesar pada tahun 2010 lalu.
Dikutip dari TribunJateng, Sultan menyebut, erupsi tersebut hanya akan memenuhi kawasan yang ditambang.
“Merapi itu ya erupsi begitu saja, enggak akan meletus seperti dulu. Yang penting ngebaki (memenuhi) sik (yang) dirusak karena ditambang. Gitu aja,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X dikutip ketika ditemui di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (11/3).
Menurut Sultan, erupsi akan berhenti saat lubang di Gunung Merapi sudah tertutup material abu vulkanik.
“Nantinya, kalau yang berlubang-lubang itu sudah tertutup, kan (erupsinya) berhenti sendiri. Memang itu perlu lama karena tidak hanya di atas dan di bawah juga berlubang,” paparnya.
Sultan melanjutkan bahwa kondisi ini akan menutup tambang warga, mengingat sebagian tambang warga memang sudah dilakukan penutupan dengan cara ditanami rumput.
“Sudah saya tutup, tidak boleh ada tambang, jadi harusnya tidak ada warga di area tambang. Sebagian kan sudah kita tutup, ada yang kita tanam pohon kopi. Itu biar mereka punya pendapatan produksi dari sektor pertanian biar enggak nambang lagi,” jelas Sultan.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jateng,Tribun Solo |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar