Ia tergolong muda sebagai pimpinan KKB Papua. Egianus lahir pada tahun 1999, yang berarti saat ini masih berusia 24 tahun.
Egianus sendiri adalah putra tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) Solas Kogoya.
Sebelum mendirikan kelompok militer sendiri, Egianus bergabung dengan Goliath Tabuni, pimpinan KKB Papua di Puncak Jaya.
Dikutip dari catatan Facebook Marinus Yaung, Egianus memiliki banyak penyebab bertindak brutal di tanah kelahirannya, Papua.
Berikut tulisan dari Marinus Yaung yang telah dipublikasikannya di Facebook pada 8 Maret 2022:
Kenapa Egianus Kogoya Pemimpin KKB Nduga Begitu Brutal dan Sadis?
Jawabanya karena Egianus Kogoya sewaktu sekolah di kota Wamena, Jayawijaya, tidak disentuh dengan pendidikan yang baik dan berkualitas, serta didukung oleh guru-guru yang berkompeten dan mengajar serta mendidik dengan hati yang penuh ketulusan.
Saya tahun 2014 ketika melakukan penelitian bersama seorang teman di Wamena dan Nduga, kami sempat temukan fakta bahwa wilayah pembangunan tiga di kabupaten Nduga, dari habema, mbua, dal sampai mugi, sangat tertinggal dan terisolir dalam pelayanan publik di bidang pendidikan dan kesehatan. Ini wilayah yang menjadi hak ulayat keluarga Egianus Kogoya.
Hampir sebagian besar balita dan anak-anak tidak pernah mendapat suntikan imunisasi. Sehingga kematian bayi dan anak sangat tinggi di wilayah ini.
Selain krisis kesehatan, proses pendidikan juga tidak berjalan maksimal. Banyak guru-guru tidak bekerja di wilayah ini. Mereka lebih banyak beraktivitas di kota Wamena. Banyak anak usia sekolah dasar, tidak bisa menikmati pendidikan karena guru cuma satu yg aktif. Itupun cuma satu dan dua mata pelajaran yang diajarkan. Mata pelajaran lain tdk diajarkan, tetapi setiap terima raport, semua mata pelajaran ada nilainya dalam buku raport.
Banyak anak usia SMP yang belum bisa kenal huruf, tidak bisa baca dan berhitung. Untuk mengatasi ketertinggalan pendidikan, banyak orang tua murid dari Kabupaten Nduga, mengirim anak-anaknya untuk sekolah ke kota Wamena, yang lebih maju pendidikannya.