Rencananya TNI AL dan TLDM akan berpatroli di teritori laut masing-masing yang terbagi dalam dua etape.
Kemudian keduanya akan berkumpul di suatu titik untuk berlayar bersama ke Penang, Malaysia (etape I)
Etape II sendiri hampir dilakukan sama dan kedua AL akan berlayar bersama menuju Sabang, Indonesia.
Namun dalam perencanaan operasi, pihak Malaysia tidak suka adanya unsur kapal selam (KS) Indonesia dalam operasi pengamanan tersebut.
"Untuk apa (kapal selam)...!? kata para perwira Malaysia.
Para perwira Malaysia khawatir jika KS Indonesia itu akan menyelinap masuk tak terdeteksi ke wilayah lautnya meningat TLDM tak punya kemampuan anti-kapal selam.
Dengan penolakan tidak etis itu komandan RI Pasopati, Kapten Soentoro meradang.
Ia menganggap jika RI Pasopati nantinya akan membahayakan berlangsungnya patroli bersama dan hendak mengajukan protes.
Namun, kemarahan Kapten Soentoro itu segera dihalangi oleh komandan Guspurla dengan alasan persahabatan dua negara.
Tapi komandan RI Pasopati itu diam-diam akan memberi pelajaran kepada TLDM.
Pada etape I setelah selesai berpatroli dan semua kapal perang berkonvoi menuju Penang tiba-tiba saja RI Pasopati muncul mendadak di muka pintu pelabuhan.