Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID - Kembali beredar Video berdurasi 1 menit 38 detik tentang kondisi terbaru pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB Papua) pimpinan Egianus Kogoya sejak Februari 2023.
Hen, Kapten Philips merupakan pilot asal dari Selandia Baru yang telah disandera KKB Papua hampir 3 bulan.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunPapua, 28 April 2023, dalam video tersebut, Kapten Philips beberkan kondisi terkininya yang disandera KKB Papua hingga, Senin (24/4/2023).
"Selamat siang, hari ini Senin 24 April tahun 2023 hampir 3 bulan dari waktu Organisasi Papua Merdeka (OPM) tangkap saya di Paro, saya masih hidup , saya makan baik, minum baik," kata Kapten Philips dalam Video tersebut.
Tak hanya itu, menurut Kapten Philips, dia masih dalam kondisi baik.
"Disini, kita duduk bersama, jalan bersama, istirahat bersama. Tidak ada masalah," ujarnya.
Kata Kapten Philips, Indonesia seharusnya tidak melepas BOM di daerah yang dilewati OPM saat menyanderanya.
"Indonesia lepas bom disini, itu bahaya. Tidak usah lepas bom, karena itu bahaya untuk saya, dan orang-orang disini," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Susi Air dilaporkan dikenakan oleh kelompok bersenjata di Lapangan Udara Paro di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.
Kelompok tersebut juga menyandera pilot Philip dan penumpang pesawat. Namun, lima penumpang pesawat tersebut telah dibebaskan.
Sedangkan pilot Philip hingga saat ini masih bersama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 28 April 2023, disisi lain, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan pasukan tetap dalam posisi defensif meski pada status siaga tempur dalam menghadapi Kelompok Separatis Teroris (KST) di wilayah-wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi di Papua.
Dalam operasi pencarian pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens yang disandera oleh KST, pihak TNI tetap mendahulukan upaya pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Papua.
TNI juga terus melakukan pencarian.
Hal tersebut disampaikannya usai rapat koordinasi bersama Wakil Presiden RI dan sejumlah menteri dan kepala lembaga negara di Istana Wakil Presiden Jakarta pada Rabu (26/4/2023).
"Bukan, bukan offensif (menyerang), kita tetap defensif, tapi mereka harus siap karena memang di daerah yang kerawanannya tinggi, sehingga harus siaga tempur tadi," kata Yudo.
Ia menekankan status siaga tempur di daerah-daerah tertentu di Papua bukanlah operasi militer.
Status siaga tempur, kata Yudo, adalah penekanan kepada pasukan di dalam wilayah tertentu untuk bersiaga dan menumbuhkan naluri tempurnya sebagai prajurit khususnya dalam menghadapi Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua.
"Itu kan penekanan, bukan operasi militer, jadi jangan diplesetkan itu operasi militer, bukan, belum, tidak ada operasi militer. Siaga tempur itu untuk menumbuhkan sendiri latihan tempurnya para prajurit. Harus siaga," ujar Yudo.
Yudo mengatakan di wilayah yang tingkat kerawanannya rendah di Papua dilakukan TNI menggelar operasi dengan status yang berbeda.
Operasi tersebut di antaranya adalah operasi teritorial dan operasi komunikasi sosial. “Kan selama ini kita sampaikan operasi teritorial, operasi komunikasi sosial, kan gitu yang masyarakatnya memang di situ kerawanannya tidak tinggi,” kata Yudo.
"Tapi khusus daerah-daerah tertentu yang kerawanannya tinggi, kita tekankan lagi kepada mereka untuk tempur yang siaga," lanjutnya.
(*)