“Latar belakangnya fanatisme buta. Mereka tidak suka dengan orang lain yang mengenakan identitas dari perguruan berbeda,” sambung Anshori.
Melihat DWK identitas perguruan berbeda, mereka menghentikan korban yang saat itu mengendarai sepeda motor.
Mereka bersama-sama mengeroyok DWK dan memaksanya melepas kaus yang dikenakannya.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 1 Mei 2023, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan, meninggalkan korban yang mengalami luka.
“Korban kemudian melaporkan kejadian ini ke polisi. Kami segera melakukan penyelidikan usai mendapat laporan dari korban,” terang Anshori.
Polisi sempat melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi.
Hasilnya polisi mendapatkan informasi siapa saja yang sudah melakukan kekerasan fisik kepada DWK.
Keesokan harinya, Kamis (27/4/2023) sore personel Resmob Satreskrim Polres Tulungagung melakukan penangkapan para terduga pelaku.
“Karena identitas mereka sudah diketahui, kami lakukan penangkapan masing-masing di rumahnya,” tegas Anshori.
Baca Juga: 10 Arti Kedutan di Area Mata Menurut Primbon Jawa, Partanda Akan Dapat Uang hingga Bertemu Seseorang
Korban sudah menjalani visum untuk membuktikan kekerasan fisik yang dialaminya.
Hasil visum ini juga menjadi salah satu barang bukti kepolisian.