Gridhot.ID - Satgas Operasi Damai Cartenz menangkap Kepala Distrik atau Camat Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan berinisial MM (37), Senin (1/5/2023).
MM diduga menjadi penyumbang dana bagi Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Informasi itu disampaikan oleh Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faisal Ramadhani ketika dikonfirmasi Kompas.id, Jumat (5/5/2023).
Menurut Faisal, MM telah ditahan sejak Senin (1/5/2023) atas dugaan memberikan uang sebesar Rp 30 juta bagi KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya untuk membeli amunisi dan senjata.
Faizal mengatakan bahwa penangkapan MM merupakan pengembangan dari kasus Yomce Lokbere.
"Penangkapan Kepala Distrik Kenyam berinisial MM berdasarkan hasil pemeriksaan Yomse Lokbere yang ditangkap pada 12 April 2023. Yomse adalah bawahan Egianus yang bertugas untuk membeli amunisi dan senjata bagi kelompok itu," ungkap Faisal.
MM saat ini telah dibawa ke Mimika, Papua Tengah untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Sementara itu, pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menegaskan akan menindak siapa pun yang membantu KKB Papua.
Hal itu disampaikan oleh Kapolda Papua, Irjen Matius Fakhiri seusai Satgas Damai Cartenz menahan Kepala Distrik Kenyam atas dugaan pendanaan KKB Papua.
"Upaya penegakan hukum bagi kelompok Egianus akan dilakukan secara komprehensif. Siapa pun yang terlibat membantu kelompok Egianus akan ditindak tegas," ucap Mathius, Jumat (5/5/2023).
Berdasarkan data Polda Papua, KKB Papua yang dipimpin oleh Egianus Kogoya terlibat 65 kasus kejahatan dan menewaskan 56 orang.
Kelompok ini beraksi sejak awal Desember tahun 2018 hingga April 2023, termasuk menyandera pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Marthen sejak 7 Februari 2023.
Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru ini diduga ditawan kelompok Egianus Kogoya di wilayah Nduga yang berbatasan dengan Kabupaten Lanny Jaya.
Sebelumnya, polisi juga telah menangkap seorang Kepala Kampung bernama Terius Labie di Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua pada 4 Agustus 2022 atas dugaan mendanai pembelian 615 butir amunisi bagi kelompok Egianus Kogoya senilai Rp 150 juta.
Terpisah, Guru Besar Sosiologi Universitas Cenderawasih Jayapura Avelinus Lefaan menjelaskan, dalam kajian sosiologi, ada 2 motif terkait fenomena aparat pemerintah yang diduga membantu KKB Papua.
Kedua motif ini antara lain, adanya hubungan kekerabatan yang kental dan kesamaan ideologi dengan kelompok tersebut.
Menurutnya, pola hidup komunal menjadi salah satu kekhasan masyarakat di daerah pegunungan Papua.
Misalnya, kata dia, seluruh warga akan hadir pada momen meninggalnya warga lain, dan akan diperingati sebagai peristiwa kebudayaan.
Oleh sebab itu, pihak berwajib diharapnya jeli dalam menentukan motif di balik kasus dugaan kepala distrik yang memberi dana pada KKB Papua.
"Sebab, pemberian uang dapat dimaknai untuk membantu kerabatnya yang sedang mengalami kesulitan atau memiliki rasa solidaritas karena kesamaan pandangan politik," papar Avelinus.
(*)
Penulis | : | Candra Mega Sari |
Editor | : | Candra Mega Sari |
Komentar