Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar
Gridhot.ID -Pedagang angkringan di sebelah kiri lokasi mutilasi dan pengecoran mayat di toko air minum AHS Arga Tirta di Tembalang, Kota Semarang terancam terkena pidana.
Pasalnya, pedagang yang bernama Imam itu telah mendengar aksi kejam tersangka Husen pada malam kejadian, Kamis (4/5/2023).
Husen menceritakan perbuatannya keji itu saat mabuk di angkringan tempat kerja Imam.
Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 10 Mei 2023, hal ini membuat Imam menjadi saksi.
“Imam (teman angkringan) statusnya saat ini sebagai saksi akan kita dalami lagi, maksimal nanti dikenakan pasal mengetahui tindak pidana tapi tidak melaporkan,” kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat konferensi pers di markasnya, Rabu (10/5/2023).
Meski masih bestatus saksi, usai mendengar cerita dari Husen, Iwan tak berinisiatif melapor.
Bahkan di hari berikutnya, Husen kembali mendatangi Imam.
Lalu mengajak Imam bersenang-senang dengan mengakses prostitusi melalui MiChat.
Husen membawa kabur uang hasil jual beli sebanyak Rp 7 juta dan motor Yamaha Byson milik bosnya untuk kepuasan pribadi.
Baca Juga: Kelebihan Khodam Ular, Perlindungan Tingkat Tinggi Sampai Hilangkan Depresi
"Hasilnya buat senang-senang, buat beli rokok, nyari cewe di Banjarsari (lewat MiChat)," tutur Husen.
Di samping itu, Husen menambahkan bila Imam tak pernah memasuki TKP pembunuhan atau pun terlibat bersamanya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat pasal KUHP 340 tentang Pembunuhan Berencana, dengan ancaman 20 tahun penjara.
Sementara, polisi masih menetapkan Husen sebagai pelaku tunggal dalam pembunuhan korban Irwan Hutagalung, pemilik toko air minum isi ulang.
“Hasil penyelidikan mengerucut pada pelaku. Nah sekarang kita sudah hadirkan pelaku di sini, atas nama Muhammad Husen, ini adalah pelaku tunggal,” kata Kapolres.
Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunJateng, 11 Mei 2023, kediaman orang tua Husen di Dusun Gemilang, RT 2 RW 5, Desa Sambong, Banjarnegara, Jawa Tengah, nampak sepi.
Keseharian orangtua Husen yakni Narsidi adalah seorang petani.
Narsidi tak menyangka akan banyak petugas kepolisian yang datang ke rumahnya pada Selasa (09/05/2023) siang.
Para petugas tersebut mencari keberadaan sang anak, Muhamad Husen yang didiuga menjadi pelaku pembunuhan pemilik usaha air minum isi ulang yang jenazah ditemukan dicor dan dimutilasi di Tembalang, Semarang.
Baca Juga: Menpan-RB dan BKN Ambil Langkah Serius untuk Mengatasi Fenomena Peserta PPPK yang Gugur Massal
Ayah dari Husen ini tak menduga hal tersebut terjadi, karena menurutnya sang anak tidak banyak tingkah.
Husen disebut telah merantau sejak 10 bulan lalu dan tidak pernah pulang, bahkan pada saat lebaran.
"Sudah merantau sekitar 10 bulan, selama 10 bulan saya tidak menerima kabar, (husen) dihubungi juga nggak bisa.
Saya tidak mau bicara banyak, takutnya saya melewati batas," kata Narsidi, orangtua Husen.
Warga sekitar tempat tinggal orang tua Husen tidak menyangka jika Husen yang dikenal mereka selama ini, dikabarkan menjadi terduga pelaku pembunuhan.
Warga juga sempat melihat banyak petugas mendatangi kediaman keluarga Husen.
"Sempat kenal, (husen) di rumah biasa saja, nggak aneh-aneh.
Sudah lama banget nggak ketemu.
Ketangkapnya nggak di sini, katanya ditangkapnya di Purwanegara.
Kaget banget, nggak nyangka, masa iya sampai kayak gitu," ujar Fitriansah, tetangga Husen.
Menurut informasi Husen ditangkap oleh pihak kepolisian tidak di kediaman orangtuanya.
Melainkan di tempat teman Husen di wilayah Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, pada Selasa (09/05/2023) petang.
(*)