Susi menambahkan, tidak terpikirkan olehnya, Philips menjadi korban penyanderaan. Sebab Susi Air sudah sangat dikenal oleh masyarakat Papua.
Maskapai yang melayani penerbangan perintis itu sudah lalu lalang di Bumi Cendrawasih sejak tahun 2006.
Selama melayani masyarakat Papua, risiko terberat adalah faktor cuaca. Belakangan risiko meningkat lantaran banyak terjadi penembakan pesawat hingga penculikan.
"Tidak terpikir penculikan karena penculikan baru dengan... ya pertama kali ini," ujar Susi.
Ikut Membangun Papua
Lebih jauh, Susi mengecam tindakan yang dilakuakan oleh KKB Papua terhadap pilotnya dan juga masyarakat di Papua.
Sejak 2006, Susi Air ikut mambantu masyarakat dan membangun di Papua. Terutama di daerah pegunungan.
Melalui maskapai penerbangannya, kebutuhan masyarakat Papua di pegunungan cukup terpenuhi.
Bahkan Susi menyampingkan bisnis jika ada masyarakat membutuhkan pertolongan darurat.
Sebelum menjadi menteri, setiap 6 bulan sekali Susi lama tinggal di Papua sekaligus membuka batuan sosial di bidang kesehatan dan membawa obat-obatan yang diperlukan masyarakat.
"Kita selama ini bekerja kurang apa. Pesawat kita itu bukan hanya bawa beras bawa orang. Seng, semen, paralon, besi kita bawa semua. Di pegunungan itu kalau ada rumah pakai seng ada sandal jepit itu salah satunya pesawat kita yang bawa," ujar Susi.