Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Aktor Laga Legendaris Ini Meninggal Dunia Usai Berjuang Lawan Diabetes, Sempat Jadi Preman Tanjung Priok Sebelum Berakting

Angriawan Cahyo Pawenang - Minggu, 21 Mei 2023 | 13:13
Prosesi pemakaman Advent Bangun
Grid.ID/Menda Clara Florencia

Prosesi pemakaman Advent Bangun

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok aktor laga ini meninggal dunia.

Meski telah lama meninggal dunia, namanya masih terus dikenang berkat prestasi dan jasanya untuk Indonesia.

Sosok yang telah meninggal dunia tersebut adalah Advent Bangun.

Dikutip Gridhot dari Tribun Palu, Advent Bangun merupakan pemain film laga dalam film berjudul Si Buta dari Gua Hantu.

Kelahiran tahun 1980-1990-an pasti tahu tentang film yang paling hits di eranya ini.

Di film itu, Advent Bangun berperan sebagai pemeran utama.

Tahukah Anda, jika sebelum jadi aktor, Advent Bangun adalah seorang preman di kawasan Tanjung Priok, Jakarta.

Hal itu bermula ketika pada tahun 1968, anak kedelapan dari delapan saudara, Advent Bangun, menginjakkan kakinya di pelabuhan Tanjung Priok berdua bersama seorang kakak perempuannya.

Asal tahu saja, pada tahun-tahun itu Tanjung Priok sedang rawan-rawannya.

Terbukti, 30 orang pelaut langsung saja menggoda kakaknya yang membuat darah Advent mendidih.

Ia marah. Tapi apa yang bisa dilakukannya menghadapi 30 pelaut-pelaut yang beringas? Tentu saja dia babak belur!

Baca Juga: Khodam Macan Putih Konon Akan Melindungi Manusia dengan 3 Weton Istimewa Ini, Hidupnya Akan Jauh dari Marabahaya

Untungnya sang kakak tidak diganggu. Namun dari situlah timbul dendam.

Advent bertekad tidak akan membiarkan orang lain menggoda orang lain di hadapannya.

Ia siap membela siapa pun yang lemah (terutama perempuan) yang mendapat gangguan seperti yang dialami kakaknya.

Tetapi dendam itu cuma bercokol sebentar di dadanya. Sebab tahun 1972 perasaan itu hilang sama sekali.

Empat orang muridnya, yang kemudian mengaku merupakan orang-orang yang juga ikut ngeroyoknya di Tanjung Priok dulu, dimaafkannya.

Advent Bangun dalam film Golok Setan
berbagai sumber

Advent Bangun dalam film Golok Setan

Tak ada lagi dendam. Yang ada adalah keinginan, berprestasi di tingkat dunia. Dan berhasil!

Advent masuk lima besar karateka kelas dunia pada World Games di Santa Clara, Amerika Serikat, tahun 1981.

Ia juga pernah juara ketiga di Asia Pasific II tahun 1976 dan juara tiga Asia Pacific V tahun 1983 di Nagoya, Jepang untuk kelas 80 kilogram ke atas.

Dengan prestasi kelas dunia itu, Advent disebut karateka besar yang dimiliki Indonesia.

Dan ia tentu merasa cukup bangga, sebab melalui karate pun ia bisa mengharumkan nama Indonesia di luar negeri.

Melalui karate, ia pernah menjelajahi Paris, Roma, Inggris, Amerika, Australia, Jerman Barat, Belanda, dan banyak lagi.

Baca Juga: Kisah Pelajar SMA yang Rela Jalan Kaki Sejauh 16 Km untuk Pergi ke Sekolah, Sempat Jatuh di Jalan karena Kelelahan hingga Ditolong Warga

Ia juga mulai menghiasi perfiliman laga Indonesia sekitar tahun 1980-an.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, selepas menanggalkan dunia keartisan di industri hiburan, mendiang Advent Bangun mengabdikan diri sebagai seorang pendeta.

Hal itu diungkapkan oleh keponakan Advent, Harun Tambun, kepada Kompas.com di rumah duka yang berada di Jalan Kecapi II, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (10/2/2018).

“Sejak 2001 dia memutuskan untuk menjadi pendeta. Dia mengabdikan diri untuk kegiatan-kegiatan kerohanian,” ujar Harun.

Karena itu, Advent mengubah namanya menjadi Yohanes Thomas Advent Bangun.

Advent bahkan, kata Harun, menjadi guest tour untuk jemaat yang ingin mengenal lebih dalam tentang ilmu agama.

Guest tour itu atas permintaan jemaatnya di gereja.

“Dia menjadi pendeta di gereja-gereja. Bahkan, banyak jemaat yang meminta dia menjadi guest tour ke Yerussalem. Sudah lama dan bolak-balik dengan rutinitasi itu,” kata Harun.

“Di Sumatera, Kalimantan, dia juga banyak diminta menjadi guest tour. Dia orangnya sangat merakyat sekali dengan banyak orang,” ujar Harun.

Advent meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, Jakarta Selatan pada pukul 02.35 WIB.

Ia meninggal di usia 66 tahun lantaran mengidap penyakit diabetes.

(*)

Source :Kompas.com Tribun Palu

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x