Peristiwa meteor melintasi langit perairan lepas Papua Nugini menarik perhatian Avi Loeb karena kecepatannya.
Loeb menyebut meteor itu bergerak dengan kecepatan dua kali lebih cepat dari hampir semua bintang di sekitar Matahari.
Lalu, melalui sebuah makalah yang ditulis bersama mahasiwa sarjana Universitas Harvard, Amir Siraj, Loeb menyampaikan bahwa itu merupakan meteor antarbintang pertama yang menabrak Bumi.
Berdasarkan laporan lainnya dari CBS News, Komando Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) juga telah mengonfirmasi bahwa obyek yang dianggap sebagai meteor a
Mulai ekspedisi
Setelah itu, Avi Loeb bersama krunya memulai ekspedisi ke Papua Nugini untuk menemukan pecahan-pecahan yang jatuh di Bumi pada 2014 lalu.
USA Today melaporkan, ekspedisi dilakukan pada 14-28 Juni 2023 dengan biaya mencapai 1,5 juta dollar AS (Rp 22,6 miliar).
Selama dua minggu perjalanan, mereka telah menjelajahi lebih dari 100 mil dasar laut.
Kemudian, mereka menemukan 50 bola-bola kecil yang terdiri dari zat logam.
Namun, kandungan zat logam dari bola-bola kecil tersebut tidak memiliki kecocokan dengan yang ada di tata surya ini.
Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga Avi Loeb bersama timnya membawa materi misterius itu ke Harvard untuk dianalisis.