Gridhot.ID - Papua Nugini memang sempat menjadi sorotan para peneliti dunia.
Pasalnya dikutip Gridhot dari Natgeo, pada tahun 2014 dilaporkan ada meteor bola api yang meledak di langit Papua Nugini dan jatuh ke perairannya.
Objek tersebut dilaporkan merupakan objek interstelar atau antar bintang yang artinya berasal dari suatu sistem bintang lain dan bergerak sangat cepat.
Diduga meteor tersebut bergerak dengan kecepatan 210000 kilometer per jam.
Sejak saat itu, para peneliti kemudian terus berusaha melakukan penelitian mendalam terhadap objek yang diduga datang dari sistem tata surya lain tersebut.
Siapa sangka, di tahun 2023 ini ternyata ada temuan mengejutkan dari pecahan meteor tersebut.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Profesor Harvard, Avi Loeb meyakini bahwa dirinya menemukan potongan teknologi alien dari pecahan meteor di Papua Nugini.
Dikutip dari CBC News, langit di lepas pantai Pulau Manus, Papua Nugini, pernah dilintasi oleh sebuah batu luar angkasa pada 8 Januari 2014.
Batu itu terbakar dengan energi setara 100 metrik ton TNT sebelum puing-puingnya masuk ke kedalaman Samudra Pasifik.
Seorang ahli astrofisika bernama Avi Loeb kemudian meyakini bahwa dirinya mungkin akan menemukan sesuatu dari peristiwa tersebut.
Pengamatan Avi Loeb
Baca Juga: Rencana Kebutuhan Nasional Sudah Keluar, Pemerintah Tetapkan Formasi untuk PPPK dan CPNS 2023
Peristiwa meteor melintasi langit perairan lepas Papua Nugini menarik perhatian Avi Loeb karena kecepatannya.
Loeb menyebut meteor itu bergerak dengan kecepatan dua kali lebih cepat dari hampir semua bintang di sekitar Matahari.
Lalu, melalui sebuah makalah yang ditulis bersama mahasiwa sarjana Universitas Harvard, Amir Siraj, Loeb menyampaikan bahwa itu merupakan meteor antarbintang pertama yang menabrak Bumi.
Berdasarkan laporan lainnya dari CBS News, Komando Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) juga telah mengonfirmasi bahwa obyek yang dianggap sebagai meteor a
Mulai ekspedisi
Setelah itu, Avi Loeb bersama krunya memulai ekspedisi ke Papua Nugini untuk menemukan pecahan-pecahan yang jatuh di Bumi pada 2014 lalu.
USA Today melaporkan, ekspedisi dilakukan pada 14-28 Juni 2023 dengan biaya mencapai 1,5 juta dollar AS (Rp 22,6 miliar).
Selama dua minggu perjalanan, mereka telah menjelajahi lebih dari 100 mil dasar laut.
Kemudian, mereka menemukan 50 bola-bola kecil yang terdiri dari zat logam.
Namun, kandungan zat logam dari bola-bola kecil tersebut tidak memiliki kecocokan dengan yang ada di tata surya ini.
Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga Avi Loeb bersama timnya membawa materi misterius itu ke Harvard untuk dianalisis.
Avi Loeb yakin temukan potongan teknologi alien
Avi Loeb tampak yakin dirinya telah menemukan material yang mungkin merupakan potongan teknologi alien.
Menurutnya, hal itu terlihat dari bentuk bola-bola kecil yang ia temukan.
"Bentuknya hampir seperti bola sempurna atau kelereng metalik. Ketika Anda melihatnya melalui mikroskop, mereka terlihat sangat berbeda," kata Loeb, dikutip dari CBS News.
"Mereka memiliki warna emas, biru, coklat, dan beberapa menyerupai miniatur bumi," ujar Loeb.
Loeb berharap bisa menemukan bagian besar dari material pecahan yang ditemukan untuk memastikan keyakinannya.
"Kami berharap menemukan bagian besar dari obyek ini, yang selamat dari benturan, karena dengan begitu kami dapat mengetahui apakah itu batu (produk alam) atau teknologi (alien)," ucap Loeb.
(*)