"Tidak lama kemudian dari Polres Melawi nelepon kami juga, pas kebetulan yang nelpon itu kenal (jadi percaya) apalagi dia anggota,"
"Menanyakan juga hal yang sama 'Kami dapat pesan dan berita dari Mabes Polri supaya bapak turut ke Jakarta, anak bapak sakit keras dan anak di RS Polri Kramat Jati dan berada di ruang ICU'," sambung Pandi.
Dua telepon sudah diangkat Pandi, hingga telepon ketiga dari kepolisan yang memintanya segera berangkat ke Jakarta.
Telepon ketiga dikatakan Pandi dari Polda Kalimantan Barat.
"Dari tim wilayah Kalimantan Barat dari tim Densus 88 juga kebetulan perjalanan kami dari Pontianak ke Jakarta dan sebaliknya didampingi mereka," ucap Pandi.
Saking gentingnya kondisi Bripda Ignatius, polisi meminta saat itu juga Pandi mencari informasi penerbangan pesawat ke Jakarta.
Polisi pun mengatakan bakal memfasilitasi segala keperluan Pandi ke Jakarta sampai balik lagi ke Kalimantan Barat.
"Kami fasilitasi katanya kalau bisa pesawat kalau ada segera berangkat langsung ke Jakarta," sambung Pandi.
Lebih lanjut, Pandi baru terbang ke Jakarta sehari setelah penembakan anaknya lantaran baru mendapatkan jadwal penerbangan.
Pandi mengaku merasa was-was dengan keadaan anaknya.