“Iya itu santriwati yang berasal dari pondok pesantren Magetan,” ujar Muhammad Ridwan melalui sambungan telepon, Minggu (30/07/2023).
Muhammad Ridwan juga membenarkan bahwa santriwati tersebut menenteng airsoft gun saat melaksanakan kegiatan MPLS.
”Jadi sekolah itu menggandeng Event Organizer (EO) dari Solo untuk melaksanakan MPLS." terangnya.
"Jadi senjata yang dibawa anak anak itu airsoft gun,” imbuh dia.
Kapolres Magetan mengklaim telah mendatangi pondok pesantren tempat para santriwati itu menimba ilmu untuk meminta penjelasan.
“Kita sudah mendatangi pesantren tersebut dan meminta keterangan." bebernya.
"Mereka ini melakukan inovasi dengan kegiatan menembak menggunakan airsoft gun." ungkapnya.
"Katanya agar mereka lebih fokus,” ucap dia.
Dai keterangan pengurus pondok pesantren, kegiatan menembak dengan menggunakan airsoft gun rencananya akan dijadikan kegiatan ekstrakulikuler sekolah.
Muhammad Ridwan mengungkapkan, penggunaan airsoft gun harus memenuhi sejumlah aturan seperti perizinan dan usia.
“Mereka masih ekshibisi, masih mencoba kalau pesantrennya itu ada kegiatan ekskul belajar menembak." ujarnya.