Sawitri juga menerangkan, email perusahaan yang benar-benar membuka lowongan pekerjaan bisa diidentifikasi.
Simak contohnya berikut ini:
- Resmi : namapenerima@namaperusahaan.com
- Fiktif: nama.perusahaan@gmail.com atau namahrd@yahoo.com
Sawitri menyampaikan, kejanggalan lowongan kerja yang palsu bisa diketahui jika salah satu pihak langsung memanggil pencari kerja untuk bekerja tanpa mengikuti tes dan wawancara.
Padahal, kata Sawitri, idealnya proses rekrutmen membutuhkan waktu berkala dan kandidat harus melalui beberapa tahapan sebelum diterima bekerja.
"Selain itu, perusahaan akan memastikan kandidat memiliki skill dan memenuhi persyaratan rekrutmen," jelasnya.
"Perusahaan yang profesional tidak mungkin langsung menerima begitu saja," sambung Sawitri.
4. Cek sumber informasi lowongan pekerjaan
Sawitri meminta pencari kerja untuk memerhatikan penyampaian informasi pada iklan yang berisi lowongan pekerjaan.
Jika informasi yang tertera banyak typo, penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, atau salah tanda baca, pencari kerja harus berhati-hati dengan hal ini.
Baca Juga: 10 Universitas Negeri Pencetak PNS Terbanyak, Siap-siap Pendaftaran ASN Dibuka September 2023
Selain itu, hal lain yang perlu diwaspadai adalah informasi yang disampaikan tanpa memiliki poin yang jelas dan ejaan tidak sesuai EYD.