Namun, Haykal Kamil justru diberi kesempatan lain oleh kakak iparnya, Hanung Bramantyo yang merupakan sutradara film itu.
"Gue diajak Mas Hanung jadi produser film, dan gue belajar hingga dapat pengalaman baru," ujarnya.
Pengalaman membuat film itu membuat Haykal Kamil mampu membangun rumah produksi dan mengajak kakak-kakaknya berkerja sama.
"Kami adalah partner," ucap Haykal Kamil.
Meskipun demikian, Haykal Kamil tetap mengakui bahwa dunia entertainment memiliki peran di balik bisnisnya berkembang sampai saat ini.
"Entertainment itu bagus untuk membuka pintu, kesempatan kita jadi punya banyak relasi, kenalan sama orang," ujarnya.
Ia juga menerangkan lebih rinci apa yang membuatnya merelakan karier di dunia hiburan dan memilih untuk terjun ke dunia bisnis.
Hal itu berkaitan dengan kebijakan royalti di Indonesia yang masih terbilang longgar.
"Tapi kalau konsistensi (dunia hiburan), Indonesia ini nggak terlalu mengenal namanya royalti," katanya.
"Kita sebagai artis misalnya, aku sebagai pemain sinetron itu akan sulit kalau punya pendapatan yang aku nggak harus ngapa-ngapain bisa dapat duit. Jadi kalau kita mau punya pendapatan, kita harus syuting terus-menerus," imbuhnya.
Terlebih, Haykal Kamil pernah memiliki pengalaman buruk terkait kesehatannya jelang tahun-tahun terakhir bermain sinetron.
"Beberapa sinetron aku terakhir di 2014-2015, aku kena tifus," ceritanya.