Pada era inilah grup band Eka Sapta melambung namanya dengan membuat rekaman dalam bentuk piringan hitam yang terjual ribuan copy. Lagu-lagu yang cukup populer waktu itu antara lain "Kelip-kelip".
Tidak puas dengan irama rock n' roll, Kiboud kemudian beralih memainkan gitar jazz setelah dia bergabung bersama para musisi jazz legendaris Indonesia, antara lain Jack Lesmana, Mus Mualim, Bubi Chen, Maryono, dan Benny Mustapha.
Bersama kelompok ini pula Kiboud ikut serta dalam Berlin Jazz Festival di Jerman, 1967. Sejak itu, ia selalu berpijak pada jazz dalam setiap permainan gitarya.
Setelah itu, ia juga dikenal sebagai motor penggerak kelompok jazz Kiboud Maulana Combo bersama Juhari (piano), Taufik (drum), Perry Pattiselanno (bas), dan Wiharto (saxophone). Bersama kelompok ini Kiboud bermain di hotel berbintang di Jakarta, mengiringi penyanyi Margie Segers, Ermy Kulit, Nunung Wardiman.
Sebagai musisi senior bersama Ireng, Kiboud berupaya meregenerasi jazz melalui pagelaran Jak Jazz yang dihelat di Istora Senayan, 11 Oktober 2013.
Ketika itu Kiboud menjadi penampil bersama Ireng Maulana & Friends, Rene van Helsdingen (Belanda), Margie Segers, Jeremie Tordjman (Perancis), Idang Rasjidi, Lica Cecato (Brazil), Indra Lesmana, Leswis Pragasam - Asia Beat - Richard Jackson (Malaysia dan AS), Kiboud Maulana, Xiong Lee (Malaysia), Ermy Kullit, Afronesia feat Helga Violin (Africa dan Hungaria), Mus Mujiono, Endah N' Rhesa, Once Mekel, serta Abdul & The Coffee Theory.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Seleb |
Penulis | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Editor | : | Angriawan Cahyo Pawenang |
Komentar