Dalam operasi Trikora, Herlina ditugaskan bersama 20 sukarelawan sipil lain di hutan-hutan Papua--saat itu masih bernama Irian Barat. Dia adalah satu-satunya perempuan di antara ratusan relawan yang terbagi menjadi 10 kompi.
Sebelum mendaftarkan diri dalam operasi Trikora, Herlina adalah seorang jurnalis di Maluku yang dikenal punya hubungan dekat dengan satuan militer setempat.
Atas keberaniannya sebagai perempuan gerilyawan itulah Soekarno memberi penghargaan Pending Emas.
Namun, dia kemudian mengembalikan penghargaan itu kepada negara untuk menunjukkan niat tulusnya membebaskan Papua, sebuah nama yang Herlina tidak suka karena dianggap "tidak menghargai" perjuangan para relawan dalam membebaskan Irian Jaya.
"Ibu mengembalikan penghargaan itu karena memang niatnya tulus berjuang untuk kemerdekaan Papua," kata Rigel.
Selama ini jarang diketahui publik, inilah sosok Herlina Kasim yang juga merupakan TNI pertama wanita.
Dikutip Gridhot dari Intisari Online, ternyata Herlina Kasim berani merangkak di bawah hujan peluru demi merebut Irian Barat dari Belanda.
Mungkin sedikit kita mendengar kisah wanita-wanita TNI yang melakukan misi besar.
Namun, tahukah Anda ternyata ada satu nama pernah melakukan misi berbahaya menyurup ke Irian Barat, dia adalah Herlina Kasim.
Dia sempat nekat menemui Soeharto untuk meminta ikut menyusup ke Irian Barat (sekarang Papua).
Meski bukan seorang pria, hati Herlina Kasim ikut terketuk saat Ibu Pertiwi memanggilnya untuk ikut membebaskan Irian Barat dari Belanda.