Namun, dengan anggaran Rp 4,4 miliar untuk Rp 18.000 per porsi, masyarakat menilai tahu dan sawi tak masuk akal dijadikan menu pencegah stunting.
Banyak keluhan dari masyarakat bahwa menu itu dianggap tidak bisa memenuhi kecukupan gizi balita karena hanya menyediakan nasi, kuah sayur, bola-bola kentang, dan tahu kukus.
Hal ini membuat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok geram. Mereka memanggil semua pemangku kepentingan dari program tersebut.
Sederet pembelaan sudah disampaikan Dinas Kesehatan Kota Depok. Mereka berdalih menu tersebut kurang memadai karena biaya tambahan dan ada kekeliruan.
Klaim ada biaya lain
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Jawa Barat Mary Liziawati menyebutkan, anggaran PMT untuk satu bayi adalah Rp 18.000 per hari dengan masa program 28 hari.
Targetnya adalah 9.882 balita di Kota Depok. Adapun dananya berasal dari Dana Insentif Daerah (DID) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Mary menjelaskan, anggaran Rp 18.000 per balita bukan hanya untuk makanan, ada biaya lain termasuk untuk kemasan, transportasi, dan biaya admin aplikasi.
"(Anggaran) Rp 18.000 ini all in ya, yang sampai ke rumah masing-masing sasaran. Ada biaya pajak, administrasi di aplikasi, transportasi, kemudian kemasan, dan lain sebagainya," kata Mary, Rabu (15/11/2023).
Kemudian, untuk menu tahu kukus, menurut Mary, tidak hanya tahu yang disajikan. Tahu itu sudah dicampur daging ikan dan ayam sesuai takaran kebutuhan protein balita.
"Itu tahu dua biji Rp 18.000, ya. Nanti kita lihat tahunya itu isinya apa sih? Ya tahu goreng bulat dimasak dadakan? Enggak," kata dia.