Susanto kemudian mengungkap penyesalan pihak kampus Unpri atas tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang kurang koordinasi.
"Kami sangat menyesalkan tindakan oknum polisi dari Polrestabes Medan yang kurang koordinasi, karena pimpinan universitas tidak pernah dimintai keterangan secara resmi," ucapnya.
Pihak kampusjuga menyayangkan penggeledahan paksa yang dilakukan oknum aparat kepolisian pada 11 Desember 2023 malam.
"Pda tanggal 11 Desember 2023, beberapa oknum yang mengaku polisi mendatangai Unpri pada malam hari, mendesak untuk melakukan penggeledahan di kampus Unpri," lanjutnya.
"Untuk diketahui, pada malam hari tidak ada petugas yang bisa mendampingi tetapi mereka memaksa untuk masuk, dan satpam akhirnya memberikan izin untuk menggeledah, dan tidak didapati apa pun pada saat itu," jelasnya.
Kemudian di hari berikutnya yakni pada 12 Desember 2023, kata Susanto, penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai dengan malam hari, dan dijumpai 5 kadaverdi dalam bak yang berada di lab anatomi.
Kadavertersebut dikeluarkan dari tempatnya untuk diperiksa, kemudian dikembalikan lagi ke bakkadaver.
"Kemudian hari berikutnya penggeledahan dilanjutkan kembali pada pagi hari sampai malam hari, dan dijumpai 5 kadaver di dalam bak kadaver pada lab anatomi," jelasnya.
"Kemudian kadaver tersebut dikeluarkan dari tempatnya untuk diperiksa kemudian dikembalikan lagi ke bak kadaver," tambahnya.
Susanto menyebut pihak kampus sangat menyesalkan penggeledahan pada tanggal 12 Desember 2023 itu.
Pasalnya, pada penggeledahan itu, polisi sempat merintahkan pengosongan kampus hingga ancaman akan memasang police line di sekitar kampus.