Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Penyelidikan Ditutup! Terbongkar Mengapa Istri di Koja Hanya Diam Lihat Suami dan Anaknya Tewas di dalam Rumah

Angriawan Cahyo Pawenang - Jumat, 15 Desember 2023 | 18:13
Potret istri di Koja yang tinggal berhari-hari bersama jasad suaminya, Hamka Rusdi dan anak balitanya bernama Abid. Sang wanita terlihat linglung dan lemas saat pertama kali ditemukan warga.
(Instagram/TribunBogor)

Potret istri di Koja yang tinggal berhari-hari bersama jasad suaminya, Hamka Rusdi dan anak balitanya bernama Abid. Sang wanita terlihat linglung dan lemas saat pertama kali ditemukan warga.

Gridhot.ID - Kasus tewasnya ayah dan anak di Koja Jakarta Utara kini sudah memasuki babak akhir.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, sebelumnya dilaporkan Hamka (50) ditemukan tewas dalam kondisi membusuk di dalam rumahnya.

Tak hanya Hamka, salah satu anaknya juga ditemukan tewas di dalam rumah tersebut.

Namun anehnya, sang istri ditemukan dalam keadaan hidup meski lemas dan juga depresi di dalam rumah.

Sementara itu salah satu anak Hamka yang masih hidup juga langsung dievakuasi warga dan diberikan pertolongan pertama.

Polisi pun sempat melakukan penyelidikan dalam kasus ini.

Penyelidikan ini dilakukan untuk mengungkap penyebab kematian dan apa yang terjadi di rumah.

Namun kini polisi memutuskan telah resmi menghentikan penyelidikan kasus ayah dan anak tewas di Koja, Jakarta Utara.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan, pihaknya tidak menemukan unsur pidana dalam kasus kematian Hamka (50) dan anak bungsunya, AQ (10 bulan).

“Dalam kesimpulan penyelidikan kami nyatakan, ini tidak ditemukan peristiwa pidana dalam kasus penemuan mayat di TKP ini,” kata Gidion dalam jumpa pers di Jalan Balai Rakyat V, Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Jumat (15/12/2023).

Oleh karena itu, Polres Metro Jakarta Utara resmi menutup kasus Hamka dan bayinya.

Baca Juga: Hamka Tiba-tiba Jatuh saat Mau Berangkat Jumatan, Terkuak Penyebab Kematian Ayah dan Anak di Koja, Istri Lemas Tak Berdaya

“Berikutnya kita nyatakan untuk penyelidikan ditutup,” tutur Gidion.

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi tidak menemukan jejak orang lain kecuali keluarga Hamka di tempat kejadian perkara (TKP).

Hamka diduga meninggal dunia pada 20 Oktober 2023, sedangkan AQ mengembuskan napas terakhir pada 23 Oktober.

“Kita simpulkan bahwa kematian dari dua korban tersebut dinyatakan kematian yang wajar karena sakit,” ucap Gidion.

Dokter Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Universitas Indonesia (UI) Sistrianova mengungkapkan, alasan istri Hamka, NP (30), tidak melapor kepada warga setelah suaminya meninggal dunia.

“Pada pemeriksaan psikiatrikum, terperiksa (NP) saat ditemukan (dalam keadaan) gangguan jiwa yakni stres akut sebagai respon terhadap stres fisik dan mental akibat pengalaman traumatik,” kata Sistrianova yang membacakan hasil pemeriksaan psikiatrikum dalam kesempatan yang sama.

Sistrianova mengatakan, gejala gangguan kejiwaan tersebut dialami NP dalam beberapa hari.

Oleh karena itu, NP membutuhkan penanganan psikologis terkait pengalaman traumatik dan pendampingan dalam menjalani proses hukum.

“Ketiga, didapatkan keadaan umum yang lemah atau tampak sakit berat dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermakna,” ujar Sistrianova.

Hasil pemeriksaan tersebut berupa gangguan elektrolit berupa hiponatremia, hipokalemia, hipoklorit, dan anemia hemoglobin tujuh miligram.

“Di mana dalam kondisi tersebut seseorang tidak dapat melakukan kegiatan apa-apa,” kata Sistrianova yang mewakili ahli psikiatrikum karena berhalangan hadir.

Baca Juga: 8 Hari Tinggal Bersama Jasad Ayah dan Adiknya di Koja, Kondisi Anak Sulung Hamka Memprihatinkan, Begini Kesaksian Tetangga

Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan tim Apsifor UI juga menyatakan, NP mengalami gangguan Acute Stress Disorder (ASD).

“di mana, ada gejala-gejala yang ditampilkan dan ini berlaku biasanya ketika seseorang mengalami satu peristiwa traumatik. Dan ini hanya berlangsung seketika pada saat kejadian dan hanya berlangsung hanya sampai empat minggu ke depan,” ucap Sistrianova.

“Ketika itu berlanjut empat minggu seterusnya, nanti mungkin akan masuk ke PTSD kalau tidak ditangani dengan tepat,” ungkapnya lagi.

(*)

Source :Kompas.com tribunnews

Editor : Grid Hot

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x