"Info pentingnya suntik vitamin C itu belum disetujui BPOM dan FDA," sambungnya.
Benarkah suntik putih menyebabkan autoimun?
Melansir Kompas.com, Dokter spesialis kulit dan kelamin dari RSUD Prof Dr Margono Soekarjo, Ismiralda Oke Putranti menjelaskan bahwa penderita autoimun sebenarnya sudah memiliki gen bawaan, hanya saja belum terekspos dan belum bermanifestasi klinis.
"Jika pada waktunya gen tersebut aktif, maka penyakit autoimun itu akan bermanifestasi klinis," jelas Ismiralda, Sabtu (14/10/2023).
Vitamin dan antioksidan lain sebenarnya bermanfaat untuk melindungi tubuh dari radikal bebas yang berlebihan akibat proses metabolisme tubuh dan reaksi lain. Antioksidan juga sebenarnya dapat membantu reaksi inflamasi yang terjadi bila reaksi autoimun muncul.
Ismiralda menjelaskan bahwa jika bahan suntik putih yang digunakan sebatas vitamin dan antioksidan, maka seharusnya aman diberikan kepada seseorang.
"Namun, tetap saja harus di bawah pengawasan dokter pemberiannya," jelas ia.
Yang menjadi masalah adalah jika dosis suntik putih yang diberikan terlalu tinggi atau pemakaiannya terlalu sering, maka akan memberikan dampak yang tidak baik.
Terlebih, pada obat suntik putih instan yang berisiko mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti merkuri yang dapat memicu kerusakan organ hingga kanker.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk pintar memilih jenis perawatan. Pasalnya, ini berkaitan dengan kondisi kesehatan kita, bukan hanya segi estetika semata.
"Apapun yang akan dilakukan pada tubuh kita sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu ke ahlinya. Jangan sembarangan membeli obat sendiri atau melakukan perawatan dan pengobatan dari orang yang tidak kompeten. Jadilah konsumen yang cerdas," terang dia.
Source | : | Kompas.com,Instagram |
Penulis | : | Siti Nur Qasanah |
Editor | : | Siti Nur Qasanah |
Komentar