Gridhot.ID - Geger kasus di Jeneponto, Sulawesi Selatan terkait lima warga yang aliran airnya diputus gara-gara kekalahan istri Kades dalam pemilu.
Dikutip Gridhot dari Tribun Timur, kejadian ini terjadi di Desa Bulasuka, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Sang Kepala Desa bernama Hamsah diketahui memiliki istri yang bernama Nurmiati menjadi Caleg DPRD Jeneponto lewat Partai PAN di Dapil 2.
Namun dalam Pemilu 2024, istri Kades Bulasuka tersebut kalah dan tak mendapatkan banyak suara.
Akibat kekalahan Nurmiati, tim suksesnya yang bernama Mantang diduga melakukan pemotongan pipa selang air sumur bor yang mengalir ke lima rumah warga.
Pipa selang air sumur bor tersebut merupakan sumber mata air yang dibentuk dari anggaran dana desa.
Mantang disebut melakukan hal tersebut karena kelima warga yang bernama Massa, Ya Lara, Niar, Tayang, dan Sarodding tak memilih Nurmiati saat pencoblosan pada 14 Februari 2024 lalu.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pemotongan pipa terjadi pada Jumat 16 Februari 2024 atau setelah pelaksanaan hari puncak pemilu.
"Berselang dua hari setelah pemilihan (14/2/2024) pipa masyarakat dipotong," ungkapnya.
Menjelang hari pemungutan suara lanjut dia, ipar sang kades juga berbuat hal tak terduga kepada warga.
Ipar sang kades bernama Sattoali tiba-tiba menaikkan tarif pembayaran air kepada warga.
"Satu hari sebelum pemilihan ipar dari bapak Kepala Desa Bulussuka menaikkan harga air yang tadinya Rp 4 ribu perkubik menjadi Rp 10 ribu perkubik," terangnya.
"Dengan dalih bahwa mereka yang dinaikkan harga airnya tidak mau mendukung istri Kepala Desa Bulussuka yang maju sebagai caleg dari partai PAN," tuturnya.
Kades Bulasuka, Hamsah menanggapi beredarnya informasi pemutusan air bersih oleh pendukung caleg yang merupakan istrinya tersebut.
"Sabar bosku, tidak kutau ada atau tidak karena belum ada info," kata Kades Bulusuka Hamsah saat dikonfirmasi.
(*)