Di akun Facebook, pelaku memposting ajakan untuk melakukan seks menyimpang.
"Dalam postinganya di media sosial milik pelaku tertulis 'Cari yang suka BDSM bondage daerah Cipanas, Cianjur, Bogor, Kuy lah gw Slave'," kata Tono pada wartawan, Jumat (23/2/2024).
Pelaku pun memposting status di media sosial miliknya tersebut dengan tujuan mencari orang yang ingin melakukan perbuatan menyimpang BDSM.
"Adanya posting tersebut akhir korban tertarik dan mengirimkan pesan pada pelaku. Akhirnya pelaku dan korban sepakat untuk bertemu di kawasan Cipanas, Puncak," ucapnya.
Tono menjelaskan, dalam proses komunikasi tersebut juga menjelaskan jika korban bisa memuaskan nafsu pelaku, maka akan diberi upah Rp1 juta.
Namun jika pelaku tidak puas, maka korban harus memberikan Rp 1 juta pada pelaku.
"Setelah disepakati pelaku meminta korbannya untuk menyiapkan peralatannya sepert lakban, pakaian zentai, juga alat-alat lainnya dan mengirimkan perlengkapan tersebut pada pelaku," ucapnya.
Ia mengatakan, saat melakukan kegiatan seks dengan kondisi korban sudah terbungkus kain hitam dan diikat lakban di bagian leher, korban malah kencing hingga mengenai pelaku dan hal itu pun membuat pelaku marah.
"Karena marah pelaku pergi meninggalkan kamar itu. Ketika sudah pergi, korban ini sudah dalam keadaan terikat termasuk di bagian wajah," ucapnya.
Tono mengatakan, pada esok harinya pelaku menghubungi resepsionis hotel dan menyampaikan bahwa ada yang membutuhkan bantuan di kamar yang ditempati korban.
"Saat itulah korban ditemukan tak bernyawa di kamarnya oleh pegawai hotel dalam keadaan terbungkus kain hitam, dan terlilit lakban," ucapnya.(*)