Kemudian Ade Jigo menyebut bahwa rumah keluarganya itu hampir mau dieksekusi sepihak.
Namun ada beberapa kejanggalan hingga eksekusi tersebut batal dilakukan.
Hingga akhirnya keluarga besar Ade Jigo dan warga setempat turut melakukan penolakan.
"Bahkan terakhir tanah kita udah siap dieksekusi, kemarin sempat ramai tapi saya nggak datang. Kalau memang haknya dia kenapa nggak dieksekusi? Kan gitu," ucapnya.
Lebih lanjut, oknum tersebut kedapatan melakukan negosiasi dengan keluarga Ade Jigo dengan menawar permeter Rp 2 juta.
Padahal menurut Ade Jigo jika benar tanah tersebut milik oknum tersebut, ia bisa kapan saja mengambilnya tanpa harus negosiasi.
"Kalau memang itu hak dia harusnya ambil aja, ngapain dinego, ya kan," lanjut Ade Jigo.
Sejauh ini Ade Jigo dan keluarga masih terus mempertahankan rumah keluarganya itu dari oknum diduga mafia tanah.
"Karena kita merasa tanah kita ya kita tetap bersikeras, sama-sama merasa ini miliknya dengan sertifikat yang saya punya," tandasnya.
Ade Jigo mengakui jika oknum tersebut memang sudah mengincar lahan keluarganya yang berlokasi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.