Dari situ, mulailah Habib Hasan membuka pengajian dengan mengunakan maulid Simthuddurrar. Ketika itu, maulid diadakan di wilayah Ciganjur ataupun Kampung Kandang.
Habib Hasan menggagas untuk membuat maulid dengan mengunakan marawis atau ketimpring (rabana) dengan tujuan agar lebih meriah dan ramai.
Pada tahun 2001, jemaah Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang menghadiri pengajian terus bertambah mulai dari 100 jemaah lalu bertambah menjadi 150 orang, sampai akhirnya menjadi 500 jemaah.
Masih di tahun yang sama, Habib Hasan kedatangan para habib mulai dari Habib Anis AlHabsyi, yang memberikan ijazah maulid Simthuddurrar.
Sejak itu, pengajian Habib Hasan diberi nama Majelis Ta’lim Nurul Musthofa yang sebelumya bernama Al-Irfan.
(*)