Gridhot.ID - Film Siksa Kubur garapan sutradara Joko Anwar kini sedang menjadi sorotan banyak mata di Indonesia.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, baru seminggu penayangan film Siksa Kubur sendiri sudah mendapatkan lebih dari dua juta penonton.
"Terima kasih ya 2.003.981 penonton sudah kabur tapi ketangkep lagi sampai dengan sore hari ke-7," tulis Joko Anwar dikutip dari Instagramnya, Rabu (17/4/2024).
Siksa Kubur sendiri bercerita tentang Sita (Faradina Mufti) yang ditinggalkan orang tuanya karena bom bunuh diri kemudian dirinya tidak percaya agama.
Sita bahkan mencari orang paling berdosa untuk masuk ke dalam liang kubur dan membuktikan bahwa agama dan siksa kubur tak ada.
Namun ada balasan menanti atas rasa penasaran Sita.
Film ini diketahui memiliki rating untuk penonton di usia di atas 17 tahun karena konten yang ada di dalamnya.
Sayangnya, masih banyak orangtua yang malah mengajak anak-anak di bawah umur untuk menonton film tersebut.
Dikutip Gridhot dari Tribun Jabar, keluhan soal anak-anak di bawah umur yang menonton film Siksa Kubur pun muncul di X, salah satunya akun @gitaputrid.
Gita membeberkan pengalaman temannya yang menyaksikan bagaimana anak-anak di bawah umur bisa masuk ke bioskop di film Siksa Kubur.
Akun X @yuschiica juga membagikan potret begitu banyaknya anak-anak di bawah umur yang menonton film Siksa Kubur.
Sutradara Siksa Kubur, Joko Anwar merespon cuitan tersebut dengan peringatan.
"Tolong perhatikan teman-teman," tulis Joko sambil membubuhkan emoji sedih.
Tanggapan psikolog
Psikolog Klinis anak dan keluarga Anna Surti Ariani, S.Psi.,M.Psi menyarankan orangtua menitipkan anaknya jika memang ingin menonton film dewasa seperti Siksa Kubur.
"Kalau mau nonton boleh kok, enggak apa-apa, tapi anaknya dititipin pada orang dewasa yang dipercaya, jadi anaknya terjaga, happy, aman, dan orangtuanya juga happy," kata Anna Jumat (19/4/20240, dikutip dari Kompas.com.
Hal itu harusnya menjadi saran terbaik daripada harus membawa anak masuk ke dalam bioskop.
Selain karena filmnya tidak cocok, kehadiran anak juga bisa mengganggu kenyamanan penonton lain yang sudah membayar tiket untuk menonton.
Apalagi anak bisa mendapatkan dampak buruk jika menonton film yang bukan untuk dikonsumsinya.
"Cuma daripada happiness kita menimbulkan bahaya untuk anak kita mendingan anak kita titipin," ujar Anna.
Solusi lain, orangtua juga bisa bergantian menonton sehingga tetap ada yang menjaga sang anak.
Tunda menonton Jika memang anak tak bisa dititipkan, orangtua sebaiknya menunda diri untuk menonton film tersebut.
"Kalau memang tidak bisa dititipkan, kita harus menjadi orangtua yang dewasa, mengorbankan keinginan dirinya untuk nonton," ujar Anna.
Bersabarlah untuk segera menonton ke bioskop jika anak belum bisa dititipkan ke orang terpercaya.
(*)