Saat H membunuh JU, VI masih duduk di bangku kelas empat sekolah dasar.
Dua anak H selama ini bungkam karena takut dianiaya ayahnya.
Semasa VI kecil, ia diminta oleh H agar berbohong ketika ada orang yang bertanya tentang keberadaan JU.
Ketika ditanya oleh orang lain, H bahkan mengaku bahwa istrinya pergi dengan pria lain.
Setelah memendam fakta selama bertahun-tahun, VI akhirnya memberanikan diri buka mulut karena sudah tidak tahan dengan penganiayaan yang dilakukan ayahnya.
Sewaktu diperiksa polisi mengenai penganiayaan yang dialaminya, VI blak-blakan soal pembunuhan yang dilakukan sang ayah.
Kerangka korban ditemukan di area belakang rumahnya, Jalan Kandea II, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar.
Pembunuhan itu terjadi pada Agustus 2017.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi dan keterangan pelaku sendiri, mulai dari pertama adanya perselisihan antara korban dan pelaku, dan sampai terjadinya penganiayaan yang dilakukan tiga kali selama tiga hari sampai meninggal dunia," jelas Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib saat memantau rekonstruksi kasus, Kamis (18/4/2024).
(*)