"Berapa total pastinya yang sudah diberikan, tidak tahu, ya. Tapi perkiraan sudah jutaan, termasuk yang dibelikan handphone itu," kata Jaelani melalui telepon, Senin petang.
Komunikasi yang intens membuat AK memutuskan menikagi ESH alias Adinda pada 12 April 2024 di rumah AK secara siri.
Kedua mempelai sempat dirias dan menggelar resepsi secara sederhana.
Identitas ESH akhirnya terbongkar bermula dari kecurigaan AK terhadap sikap "istrinya" yang kerap menolak untuk berhubungan badan.
"Korban lalu menceritakannya ke orang tua. Dari situ mulai timbul kecurigaan dan orangtua AK ini mulai mencari tahu informasi soal menantunya itu," tutur Jaelani.
Hasilnya, keberadaan keluarga ESH terlacak yang berdomisili di Kecamatan Cidaun, Cianjur.
"Dari situ lah terungkap bahwa Adinda itu ternyata laki-laki. ESH pun sempat dilaporkan ke polisi," ucapnya.
Dilaporkan lalu berdamai
Merasa ditipu, AK sempat melaporkan ESH ke polisi. Namun, AK mencabut laporannya dan memilih menyelesaikannya secara musyawarah dengan restorative justice.
Musyawarah difasilitasi pihak desa setempat. Kedua pihak kemudian membuat surat pernyataan dan permohonan untuk disampaikan ke polisi.
Salah satu pertimbangan korban mencabut laporan polisi, karena melihat kondisi orang tua terlapor yang sakit-sakitan dan lanjut usia.
Bahkan, saat dihadirkan saat musyawarah, orang tua ESH harus dibopong.