Gridhot.ID - Pihak SMK Lingga Kencana ternyata sudah sempat menjanjikan kepada wali murid tentang kelayakan bus yang dipakai siswanya untuk wisata namun malah kecelakaan.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kecelakaan bus di Ciater, Subang, Jawa Barat membuat 11 orang tewas.
Kecelakaan bus di Subang tersebut diketahui terjadi akibat rem blong setelah sebelumnya sempat bermasalah.
Sembilan orang di antaranya yang tewas merupakan siswa dari SMK Lingga Kencana.
Sementara ada satu korban tewas merupakan guru dari SMK Lingga Kencana, Depok.
Bus diketahui oleng ke kanan saat berada di Jalan Ciater hingga menabrak kendaraan roda empat.
Saat momen tersebut lah bus juga menghajar kendaraan roda dua dijalur kanan hingga akhirnya terguling hebat.
Empat korban tewas meninggal dunia di tempat akibat terhimpit.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews Bogor, Wali murid SMK Lingga Kencana, Riris, mengaku kecewa kepada kepala sekolah.
Sebab orangtua asuh dari Amiludin ini sempat mewanti-wanti kepala SMK Lingga Kencana saat rapat acara perpisahan tersebut.
Ia meminta kepada kepala sekolah untuk mengencek kondisi bus yang akan digunakan.
Mengingat sebulan sebelumnya ada kejadian kecelakaan anak sekolah di Bali.
"'Saya minta tolong ya pak, tolong itu bis diperiksa atau diservis yang benar, saya enggak mau anak saya walaupun bukan anak kandung saya karena dia anak yatim, itu harus mobilnya diperiksa'," kata Riris menirukan ucapannya kepada kepala Sekolah.
Kemudian saat itu, lanjut dia, Kepala SMK Lingga Kencana pun berjanji akan melakukan pengecekan.
"Katanya (kepala sekolah) 'oke bu, tenang aja, kami semua mobilnya kami bawa dengan baik'. Itu saya rapat saya bilang 'benar ya pak, bertanggung jawab'," tutur Riris lagi.
Rupanya belakangan terungkap kalau bus tersebut tidak memiliki izin.
Hal itu diungkap Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal.
"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata dia.
Sementara itu, Pengurus Yayasan Dian Nurfarida mengaku sudah melakukan pengecekan terhadap bus.
Namun ia tak merinci pengecekan seperti apa yang dilakukan oleh pihaknya.
"Dari awal kami sudah merasa yakin dengan PO ini, kalau kami enggak yakin kami enggak akan memberangkatkan bis ini. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk murid-murid kami," kata Dian Nurfarida.
Berikut ini data korban meninggal dunia di kasus kecelakaan bus pembawa rombongan siswa SMK Lingga Kencana:
1. Suprayogi, Jakarta 14 Juni 1961, laki-laki, swasta, guru. Alamat: Parung Bingung RT 05/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
2. Intan Rahmawati, Depok 04 Oktober 2005, perempuan, pelajar. Alamat: Patrungbingung RT 01/10, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Depok, Jawa Barat.
3. Raka, 21 tahun, laki-laki, pelajar/mahasiswa. Alamat: Kampung Majasari, RT 07/03 Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
4. Desi Yulianti, Depok 31 Juli 2005, perempuan, pelajar. Alamat: Rawadenok RT 02/12, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
5. Robiatul Adawiyah, Depok 15 Februari 2005, perempuan, pelajar. Alamat: Parungbingung RT 02/03, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
6. Ade Nabila Anggraini, Depok 13 Januari 2004, perempuan, pelajar. Alamat: Jalan 3 Putra RT 03/04, Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.
7. Mahesya Putra, Depok 14 Mei 2005, laki-laki, pelajar. Alamat: Parungbingung RT 01/10, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
8. Tiara, 18 tahun, perempuan, pelajar. Alamat: Grogol RT 02/01, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Kota Depok, Jawa Barat.
9. Ahmad Fauzi, 19 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: dalam pencarian.
10. Intan Fauziyah, 19 tahun, perempuan, pelajar. Alamat: Parungbingung RT 07/17, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.
11. Dimas, 17 tahun, laki-laki, pelajar. Alamat: masih dalam penyelidikan.
(*)