Karena mie instan ini dibuat agar tahan lebih lama, tentu saja ada proses yang panjang.
Mi instan rendah kandungan nutrisi, tinggi lemak, kalori dan sodium dan dicampur dengan pewarna buatan, pengawet, zat aditif dan perasa.
Baca Juga : Korban Lion Air Jatuh, Tidak Disangka Kata-kata Ini Kata Terakhir untuk Sang Calon Istri Intan Indah Syari
"Dalam kebanyakan kasus monosodium glutamat (MSG) serta hidrokuinon tersier-butil (TBHQ) - pengawet kimia yang berasal dari industri minyak bumi - mungkin ada dalam mi instan untuk meningkatkan rasa dan menjaga ketahanan."
"Meskipun asupan makanan dari unsur-unsur ini diperbolehkan dalam batas, asupan teratur dari mi instan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah," kata Dr Sunil Sharma, dokter umum dan kepala darurat, Madan Mohan Malviya Hopsital, New Delhi.
Tahun lalu, The Washington Post telah melaporkan penelitian dari Korea Selatan yang dilakukan untuk menguji efek mi instan pada kesehatan manusia.
Baca Juga : Maia Estianty: Hinaan Itu Bukan Akhir Dunia, yang Penting Adalah Pembuktianmu di Masa Depan
Menurut penelitian, "Meskipun mie instan adalah makanan yang nyaman dan lezat, mungkin ada peningkatan risiko untuk sindrom metabolik mengingat sodium tinggi, lemak jenuh yang tidak sehat dan beban glikemik," kata Hyun Shin, kandidat doktor di Harvard School of Public Health.
Pada tahun 2013, sekelompok dokter Amerika melakukan eksperimen untuk melihat bagaimana proses pencernaan kita berfungsi saat kita mengomsumsi mi instan.
Dengan bantuan kamera mikro, kamera seukuran pil, para dokter dapat melihat proses mi Instan yang dicerna di layar komputer mereka.
Baca Juga : 5 Adat Pernikahan, Bukti Darah Perawan Hingga Saksi Malam Pertama