Find Us On Social Media :

Tak Laku di Indonesia, Karya Sastra Pensiunan Guru Asal Bali Ini Malah Jadi Koleksi Perpustakaan Belanda

Tak Laku di Indonesia, Karya Sastra Pensiunan Guru Asal Bali Ini Malah Jadi Koleksi Perpustakaan Belanda

"Untung perpustakaan Negeri Belanda di Leiden bagus dokumentasinya.

Setiap buku atau majalah saya terbit saya kirim ke sana.

Profesor Darma Putra bilang, semua buku saya ada di sana," imbuhnya.

Baca Juga : Polisi Temukan Tumpukan Uang Senilai Rp 325 Triliun Hingga Binatang Buas di Rumah Seorang Bandar Narkoba

Pernah juga karyanya dibacakan di salah satu radio Australia.

Januari 2019 ini ia berencana menerbitkan ulang buku yang dianggapnya bagus semisal Bungan Cengkehe Nedeng Mabunga.

Buku tersebut merupakan kumpulan drama berbahasa Bali yang dulu dipentaskan keliling Bali.

"Ini pekerjaan yang tidak menghasilkan hasil banyak. Butuh pengabdian, paling banter bapak dapat penghargaan saja, walaupun buku tidak banyak yang laku," katanya.

Baca Juga : Ternyata Mayoritas Kelompok Pembunuh Jamal Khashoggi Adalah Anggota Militer Arab Saudi

Berbagai penghargaan juga telah ia terima baik Widya Pataka, Wijaya Kusuma, Rancage, dan penghargaan lain termasuk berbagai juara lomba.

"Saya juga menerbitkan buku puisi setebal 3000 halaman. Puisi itu saya kumpulkan. Ya seperti orang gila, saya tulis sendiri terbitkan sendiri. Dan buku puisi Bali memang jarang ada yang membeli," ungkapnya.

"Memang pekerjaan ini tidak menghasilkan apa-apa. Ini karena suka dan anggap sedang ngayah," katanya sembari tersenyum. (*)

Artikel ini pernah tayang di Tribun Bali dengan judul Karya Sastranya Tak Laku di Bali, Malah Dikoleksi di Belanda, Nyoman Manda: yang Beli Mahasiswa