Find Us On Social Media :

ISIS Terang-terangan Klaim Jadi Dalang di Balik Rangkaian Serangan Bom di Sri Lanka

ISIS

 

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Rentetetan serangan teror bom mengguncang Sri Lanka pada Minggu (21/4/2019).

Tiga hotel dan tiga gereja disasar para terorisdengan meledakkan bom sebanyak 8 kali di tiga tempat berbeda yakni Colombo, Negombo dan Batticaloa

Respon lambat dari pemerintah dan kuatnya daya ledak bom membuat jatuhnya korban jiwa tak bisa terhindarkan.

Baca Juga : Namanya Disebut di Daftar Pesohor yang Diduga Jadi Aktor dalam Video Panas yang Tengah Viral, Kriss Hatta: No Comment!

Tercatat, sekitar 321 orang ditemukan tewas dan 500 orang lainnya mengalami luka-luka.

Dilansir GridHot.ID dari metro.co.uk pada Rabu (24/4/2019), ISIS mengklaim mereka adalah dalang serangan bom Sri Lanka pada Minggu Paskah yang menewaskan 321 orang melalui rilisan sebuah foto.

Ulama ekstremis Zahran Hashim diyakini berada di tengah-tengah sebuah potret gambar, yang dikelilingi oleh tujuh pelaku bom bunuh diri.

Baca Juga : Bongkar Alasan Vanessa Angel Terjun ke Jaringan Prostitusi Online, Jaksa Penuntut Umum: Ia Butuh Biaya untuk Pesta Ulang Tahunnya

Hashim telah diidentifikasi sebagai orang yang merencanakan serangan bom.

Potret gambar itu itu dirilis oleh kantor berita propaganda ISA Amaq.

Kelompok teror yang diciptakan bersama Hashim dikabarkan bernama Abu Ubayda, Abu al-Mukhtar, Abu Khalil, Abu al-Bara'a, Abu Muhammad dan Abu Abdullah.

Tampak dalam potret gambar, mereka semua terlihat berdiri di depan bendera ISIS.

Baca Juga : Kalahkan Donald Trump dan Vladimir Putin, Jokowi Raih Predikat Pemimpin Paling Populer di Dunia

Sebelumnya, ISIS mengklaim, Amaq adalah pencipta gagasan dari serangan bom Sri Lanka dan menyebut Amaq sebagai ‘karya pejuang Negara Islam’.

Ini terjadi setelah Menteri Pertahanan Negara, Ruwan Wijewardene, mengatakan kepada parlemen bahwa penyelidikan awal telah mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Sri Lanka adalah serangan balas dendam atas pembantaian di Christchurch, Selandia Baru.

Dikabarkan, 50 orang tewas dalam serangan penembakan di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru pada 15 Maret 2019 lalu.

Baca Juga : Gara-gara Jokowi-Maruf Amin Kalah Telak di Sumatera Barat, Seruan Boikot Nasi Padang Muncul di Media Sosial

Kantor perdana menteri Selandia Baru mengatakan, dia mengetahui komentar yang mengaitkan pemboman Minggu Paskah Sri Lanka dengan serangan masjid di Christchurch.

Kantor Jacinda Ardern juga menambahkan, pihaknya memahami penyelidikan Sri Lanka terhadap serangan itu masih dalam tahap awal.

Polisi di Sri Lanka telah menangkap 40 orang sebagai bagian dari penyelidikan atas pemboman tiga gereja dan tiga hotel.

PBB mengatakan, lebih dari 320 orang tewas dalam serangan itu, termasuk 45 anak-anak dan delapan warga negara Inggris.

Baca Juga : Seorang Nenek 69 Tahun Tembak Kepala Suaminya Hingga Tewas Karena Kecanduan Nonton Film Porno

Sementara itu, setidaknya 500 orang terluka.

Serangan itu adalah yang terburuk yang pernah terjadi terhadap minoritas Kristen di negara itu, yang hanya membentuk 7 persen dari 21 juta populasi di Sri Lanka.

Tepat pada hari Selasa (23/4/2019), Sri Lanka mengheningkan cipta selama tiga menit sebagai bagian dari hari berkabung nasional untuk menghormati para korban.

Baca Juga : Tak Mampu Bayar Hutang Ribuan Triliun, Malaysia Terancam Bangkrut Pada 2019 Nanti

Bendera diturunkan menjadi setengah tiang di gedung-gedung pemerintah, dan orang-orang menundukkan kepala dan diam merenungkan kekerasan yang telah menyebabkan kemarahan internasional.

Mengheningkan cipta dimulai pada pukul 8.30 pagi waktu setempat (03.00 GMT), sejak waktu bom pertama dari enam bom meledak pada hari Minggu pagi. (*)