Protes Kebijakan Kepala Sekolah, Siswa SMA di Lombok Tidak Diluluskan Meski Dapatkan Peringkat 2 di Jurusannya

Jumat, 17 Mei 2019 | 09:32
Kolase foto Facebook/Sembalun Information Centre

Protes Kebijakan Kepala Sekolah, Siswa SMA di Lombok Tidak Diluluskan

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Seorang siswa dinyatakan tidak lulus diduga karena mengkritik kebijakan sekolah.

Aldi Irpan, siswa kelas XII jurusan IPS SMAN 1 Sembalun dinyatakan tidak lulus walaupun mendapat peringkat 2 di jurusannya dengan total nilai 192, Senin (13/5/2019).

Dilansir dari kanal YouTube Tribun Solo Official, Aldi menyebut ia tidak diluluskan lantaran dianggap tidak menuruti kebijakan sekolah.

Baca Juga: Sebut KPU Curang, Waketum Gerindra Ajak Boikot Hasil Pilpres dengan Tolak Bayar Pajak

Aldi menuturkan, kemarahan kepala sekolah bermula saat temannya yang bernama Holikul Amin kedapatan menggunkan jaket di lingkungan sekolah.

Holikul yang dianggap telah melanggar aturan sekolah, kemudian dipukul dan dilempar bak sampah oleh kepala sekolah.

Mengetahui hal tersebut, Aldi lantas mengajukan protes melalui wali kelas dan guru atas sikap kepala sekolahnya tersebut.

Baca Juga: Kini Diciduk Terkait Kasus Mutilasi di Kota Malang, Sugeng Rupanya Pernah Hampir Bakar Rumah Tetangga dan Potong Lidah Pacar

Tak berhenti di situ, Aldi juga kembali melayangkan protes kepada pihak sekolah melalui unggahan status di Facebook pribadinya.

Andi memprotes karena para siswa yang telat masuk sekolah dipulangkan.

Padahal saat itu tengah musim hujan dan kondisi jalanan di Sambalun tertimbun longsor sehingga menghambat siswa untuk pergi ke sekolah.

Berikut status yang ditulis Aldi di akun Facebooknya.

Facebook/Sembalun Information Centre
Facebook/Sembalun Information Centre

Status Facebook Aldi Irpan

Baca Juga: Suaminya Dituding Non Muslim, Maia Estianti Tersulut Emosi: Jangan Fitnah!

"Kami siswa SMAN 1 Sembalun tolong hargailah perjuangan kami, kami ingin sekolah untuk masa depan kami agar kami bisa membahagiakan kedua orangtua kami pendidikan diperuntukkan untuk siswa bukan untuk dipersulit, tolong lihatlah perjuangan kami..... Salam Demokrasi"

Dalam status yang diunggah pada 16 Januari 2019, Aldi menyertakan beberapa foto siswa yang berseragam sekolah berjalan kaki di jalan yang rusak dan becek.

Status Facebook itu menyebabkan Aldi dan sejumlah kawannya dipanggil ke ruang kepala sekolah, lalu kepala sekolah mempertanyakan status yang ditulisnya.

Baca Juga: Tindaklanjuti Laporan BPN Prabowo-Sandi, Bawaslu Putuskan KPU Langgar Tata Cara Input Data Situng

Tanpa sungkan, Aldi langsung menyampaikan pendapatnya bahwa banyak kebijakan sekolah yang tidak berpihak pada siswa.

Aldi menginginkan peraturan sekolah diubah, namun kepala sekolah justru mengacam tak akan meluluskannya.

"Saya akan dibiayai jika mau pindah sekolah. Tapi saya menolak tetap tidak mau karena saya akan ujian. Kepala Sekolah mengancam tidak akan meluluskan. Saya tetap menolak. Kepala Sekolah akhirnya mengatakan terserah kamu, saya sudah menyerah," tutur Aldi sebagaimana dikutip GridHot.ID dari Kompas.com.

Facebook/Lombok Timur Bangkit
Facebook/Lombok Timur Bangkit

Surat pengumuman hasil ujian nasional milik Aldi Irpan

Ia diminta untuk menanggung risiko karena dianggap melawan, menentang, dan tidak menghormati guru.

Baca Juga: Pemuda Garut Nekat Setubuhi Puluhan Gadis ABG dengan Alasan Ritual Buang Sial

Sementara itu, Rusman, kakak ipar Aldi yang membantu menangani kasus Aldi, mengatakan, sangat kecewa dengan keputusan tidak adil kepala sekolah.

Sebelumnya, kepala sekolah sempat mengutus dua guru ke rumah Aldi dan mengatakan jika ingin lulus, Aldi dan orangtuanya harus meminta maaf pada kepala sekolah.

Bersama orangtuanya, Aldi pun datang ke rumah kepala sekolah.

Baca Juga: Mengklaim Sebagai Publik Figur, Ratna Sarumpaet Sebut Dirinya Boleh Berbohong

"Kepala sekolah justru sebut permintaan maaf itu tidak diterima karena dilakukan di hari Minggu bukan jam kerja. Begitu kata kepala sekolah dan adik saya tetap dinyatakan tidak lulus karena keputusan kepala sekolah. Guru-gurunya banyak yang nangis karena tahu Aldi anak baik dan peringkat dua di jurusannya," kata Rusman.

Orangtua Aldi yang bekerja sebagai petani tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan semua ini pada pihak sekolah.

Mereka hanya berharap kebijakan sekolah segera berubah dan Aldi dinyatakan lulus agar bisa melanjutkan kuliah.

Sementara itu, organisasi Aliansi Gerakan Reforma Agraria (Agra), Serikat Perempuan Indonesia (Seruni), dan Pembaru mendamping Aldi dan sempat melakukan pertemuan dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru kurikulum, tim kesiswaan dan BP pada Rabu (14/5/2019).

Baca Juga: Miris! Seorang Remaja Memutuskan Bunuh Diri Setelah Pengikutnya di Instagram Polling Dirinya untuk Mati

Namun kepala sekolah bersikukuh tidak mau mencabut keputusannya dengan alasan Aldi dan pihak keluarganya tidak pernah datang untuk meminta maaf dan mendiskusikan masalah tersebut.

Dalam pertemuan itu, kepala sekolah memberikan alasan tidak meluluskan Aldi karena sering menentang dan melawan kebijakan sekolah.

Rusman mengatakan, dia melihat sendiri guru-guru dan kawan sekolahnya memeluk Aldi sembari menangis dan mengatakan bahwa Aldi tidak pantas diperlakukan tidak adil oleh kepala sekolah. (*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber Kompas.com, YouTube