Mengenal Unit K-9, Pasukan Ganas Tak Manusiawi yang Siap Kawal KPU di Tanggal 22 Mei

Senin, 20 Mei 2019 | 20:17
Instagram @police_k9_indonesia.

Unit K-9 yang dikenal ganas dan tak manusiawi.

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

GridHot.ID - Pngumuman hasil Pemilu 2019 awalnya direncakan pada Rabu (22/5/2019).

Sehingga perhatian rakyat Indonesia pada Komisi Pemilihan Umum dan Bawaslu RI sempat terpusat pada tanggal itu. Namun pada Selasa (21/5/2019) dini hari, KPU rupanya telah mengumumkan hasil pemilu 2019 lebih cepat satu hari dari jadwal awal.

Namun pada tanggal 22 Mei diperkirakan akan ada gelombang massa yang melakukan aksi unjuk rasa di depang Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bawaslu RI.

Aksi massa yang disebut-sebut sebagai bentuk perotes terhadap hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang dianggap curang.

Baca Juga: Jelang Pengumuman Pilpres, 5000 Aktivis 98 Bakal Kawal Kantor KPU dari Aksi Inkonstitusional

Dikutip dari Tribunnews, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menegaskan, aparat keamanan TNI-Polri tak akan menggunakan senjata api, apalagi mengerahkan penembak jitu alias sniper pada 22 Mei pekan depan.

Menurut Moeldoko, ada pihak yang mencoba membangun opini publik bahwa ada kelompok sniper yang telah disiapkan oleh pemerintah. Sehingga, jika terjadi penembakan, aparat keamanan yang akan disalahkan.

"Saya ingin tegaskan, tidak ada sniper! Jadi supaya paham agar tidak digulung jadi berita yang merugikan pemerintah. Saya katakan dengan tegas, tidak ada sniper," ucap Moeldoko saat menghadiri buka bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).

Baca Juga: Sebut KPU Curang, Waketum Gerindra Ajak Boikot Hasil Pilpres dengan Tolak Bayar Pajak

Ketua harian TKN Jokowi-Maruf Amin ini mengaku pihaknya masih mengindikasi pihak mana yang mencoba menggiring opini soal pengerahan sniper saat aksi massa.

"Ya lihat nanti saja perkembangannya," kata Moeldoko.

Untuk itu, Moeldoko pun mengimbau agar seluruh masyarakat Indonesia tidak perlu berbondong-bondong ke sebuah tempat titik berkumpul.

Kantor Staf Presiden

Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko menggelar rapat koordinasi dengan Kementerian

Ia mengatakan, hal itu pada akhirnya akan digunakan sebagai tempat yang dimanfaatkan oleh kelompok tertentu.

Moeldoko menyebut, mereka tidak menginginkan gerakan 'people power' yang pada akhirnya merugikan semua warga negara.

Baca Juga: Tindaklanjuti Laporan BPN Prabowo-Sandi, Bawaslu Putuskan KPU Langgar Tata Cara Input Data Situng

Meski begitu, Moeldoko enggan menyebut kelompok yang dimaksud tersebut.

"Semuanya rugi. Semuanya dari kita akan rugi. Ngapain jauh-jauh dari luar kota ke Jakarta tahu-tahu menghadapi sebuah musibah? Ini skenario yang disiapkan kelompok tertentu. Saya harus tegas dan clear," papar Moeldoko.

Moeldoko mengungkapkan adanya upaya sistematis jika terjadi pengumpulan massa pada 22 Mei 2019.

Ia mengatakan, ada sekelompok tertentu yang ingin situasi itu dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Baca Juga: Kubu Prabowo Minta Perhitungan Suara Dihentikan, Jokowi: Kita Diatur Peraturan KPU

"Ini harus dipahami betul oleh semua pihak, rencana ini bukan main-main tapi sungguhan," kata Moeldoko.

Moeldoko pun meminta masyarakat untuk tetap tenang, dan tidak perlu takut atau khawatir akan stabilitas keamanan.

Ia menegaskan, pemerintah melalui TNI-Polri telah siap menangani hal tersebut.

Sementara itu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono mempertontonkan puluhan anjing terlatih di kediamannya di Jakarta.

Kompas.com/MOH NADLIR
Kompas.com/MOH NADLIR

AM Hendropriyono

Beberapa ekor anjing memperlihatkan keterampilannya, mulai dari mengadang pencuri.

Mereka juga bisa menghalau para demonstran dan provokator.

"Sejak lama sudah kita latih anjing-anjing yang punya IQ tinggi dan cerdas, dan sekarang pas waktunya untuk dipekerjakan," ucap Hendropriyono, Sabtu (18/5/2019).

Baca Juga: Tak Main-main, BPN Prabowo - Sandi Sebut Gunakan Robot untuk Pantau Kecurangan Situng KPU

"Dan anjing-anjing ini juga kita pinjamkan untuk digunakan di tempat-tempat yang rawan," sambungnya.

Mantan Ketua Umum PKPI ini menyebut, jumlah anjing peliharaannya mencapai 150 ekor.

Ia mengatakan, jika DKI Jakarta membutuhkannya, maka bisa saja ia pinjamkan.

"Karena jumlahnya cukup banyak, bisa juga di-patroli di kota besar di DKI. Kalau mau pinjam kalian, boleh saya pinjemin," tutur Hendropriyono.

Baca Juga: Muhammad Arik Alfiki, Pemuda Tamatan SMP yang Retas Situs KPU Hingga Harus Berurusan dengan Polisi

Ia tak menampik anjing-anjing ini bisa diperbantukan untuk tanggal 22 Mei 2019, di mana dikabarkan bakal ada pengerahan massa saat Komisi Pemilihan Umum mengumumkan hasil Pemilu 2019.

Namun, kata Hendropriyono, pihak Kepolisian dan TNI sudah bekerja dengan baik, di mana sudah ada penangkapan yang dipandang akan mengacaukan.

"Sebetulnya kita sudah antisipasi. Tidak akan terjadi hal yang serius. Karena semua sudah kita duga, sudah kita tahu rencana-rencana kekacauan," ucapnya.

"Sehingga aparat kita, polisi dan TNI, sudah berbuat maksimal untuk pencegahan. Saya sangat bersyukur selama ini. Saya lihat sedang observasi, menyelidiki, semua rencana ketahuan," ungkapnya.

Tanpa meminjam ke Hendropriyono, sebenarnya Polri telah memiliki unik K-9, yakni unit anjing pelacak yang membantu polisi dalam melaksanakan tugas penyelidikan dan keamanan.

Baca Juga: Minta Hitung Ulang Suara, Ahmad Dhani Surati KPU dan Bawaslu: Hitung dalam 7x24 Jam Insyallah Selesai

Dikutip dari Kompas, tak sembarang anjing dipilih untuk jadi unit K-9.

Perlu proses seleksi dan latihan khusus untuk membentuk kemampuan anjing tersebut.

Kanit Satwa Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya Iptu Sakiman mengatakan, tugas unit K-9 dibagi menjadi empat jenis yaitu pelacakan narkoba, pelacakan bahan peledak, pelacakan kriminal umum, dan pengendalian masa (dalmas).

Ia mengatakan, setiap hari unit K-9 dilatih agar kemampuannya tak menurun. Karena tugasnya yang beranekaragam, latihan yang diberikan untuk para anjing pelacak pun tak sama.

Baca Juga: Tak Habis Pikir Dituduh Lakukan Kong Kalikong di Pemilu 2019, Komisioner KPU: Mikir Gitu Kalau yang Mau Bilang Curang

Kompas.com/ Aji YK Putra
Kompas.com/ Aji YK Putra

Unit K-9.

Jumat (29/6/2018), Kompas.com berkesempatan menyaksikan proses latihan anjing pelacak Polda Metro Jaya.

1. Latihan pelacakan bahan peledak

Kasubnit Satwa Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya Ipda M Saragi mengatakan, anjing pelacak bahan peledak tak boleh berada terlalu dekat dengan objek yang ditemukan.

"Makanya kami minta K-9 duduk dan diam sejenak saja di dekat objek yang ditemukan. Nanti kami akan alihkan perhatiannya dengan mainan agar dia menyingkir dari objek tersebut. Ini untuk menjaga agar anjing tak terkena ledakan," kata Saragi.

Baca Juga: Terungkap Sosok Hacker Peretas Situs KPU, Remaja 19 Tahun yang Beraksi di Balik Bilik Warnet

Instagram @police_k9_indonesia.
Instagram @police_k9_indonesia.

K-9 Polda Jateng

2. Pelacakan narkoba

"Bedanya anjing pelacah kandak dan narkoba. Kalau pelacak narkoba harus membongkar objek yang dicurigai dan mengeluarkan narkoba dari dalamnya," ujar Saragi.

3. Pelacakan kriminal umum

"Anjing pelacak umum membantu melacak keberadaan pelaku berdasarkan sejumlah titik tolak yang berupa bau badan pelaku, barang yang ditinggalkan pelaku, dan barang yang sempat dipegang pelaku," ujar Saragi.

Baca Juga: Deklarasikan Kemenangan Pilpres 2019 Sebelum Ada Putusan Resmi KPU, Prabowo - Sandi Bakal Dilaporkan Farhat Abbas ke Polisi

"Kami lakukan latihan ini secara rutin agar anjing tidak lupa dan kemampuannya meningkat," ujar Saragi.(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber tribunnews, kompas