Find Us On Social Media :

Sering Disiksa Seniornya, Dokter Muda Nekat Gantung Diri Pasca Lakukan Operasi

Tak tahan dengan bullyan seniornya, seorang dokter muda memutuskan untuk gantung diri karena depresi.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade Prasetyo

Gridhot.ID - Kasus pembullyan masih banyak ditemukan di tengah masyarakat.

Padahal efek dari pembullyan sebenarnya sangat berbahaya bagi keadaan psikis seseorang.

Beberapa kasus pembullyan ditemukan dengan berpuncak pada pembunuhan ataupun bubuh diri.

Baca Juga: Punya Wajah Mirip dengan Pria Bersorban Pengancam Bunuh Jokowi, Pria Ini Diduga Jadi Korban Salah Tangkap Polisi

Kasus serupa belakangan ini dikabarkan terjadi di India.

Seorang wanita dikabarkan nekat mengakhiri hidupnya karena tak tahan dibully oleh teman-temannya.

Dilansir Gridhot.ID dari Times of India, seorang perempuan yang berprofesi sebagai dokter nekat gantung diri setelah mengalami stres yang diduga karena sering dibully.

Baca Juga: Dagangannya Dijarah Massa Kerusuhan 22 Mei, Ismail dan Rajab Kaget Dapat Ganti Rugi dari Jokowi

Perempuan yang berprofesi sebagai dokter ini bernama Payal Tadvi.

Dokter berusia 26 tahun itu ditemukan tewas gantung diri di sebuah penginapan mahasiswa Rabu (22/5/2019).

Ia nekat mengakhiri hidupnya seusai melakukan dua operasi pada pasiennya.

Kasus ini pun segera di selidiki oleh polisi setelah dilaporkan oleh orang tua dokter muda tersebut.

Baca Juga: Mirip Kasus HS, Kini Seorang Pria Bersorban Diciduk Usai Buat Video Ancam Bunuh Jokowi dan Wiranto

Kedua orang tua Payal melapotkan tiga orang dokter dari RS BYL Nair, Mumbai yang diduga telah menyiksa korban hingga memutuskan untuk bunuh diri.

Ketiga dokter yang dilaporkan itu bernama Hema Ahuja, Bhakti Mehar, dan Ankita Khandilwal.

Sepupu korban mengatakan mereka pun telah diperiksa namun belum ditahan oleh pihak kepolisian.

Baca Juga: Setelah Gerindra, Kini Logo PKS Ada di Salah Satu HT yang Disita dari Perusuh Aksi 22 Mei

"Dia mengatakan kepada kami tentang tiga orang dokter senior yang kerap menyiksa mentalnya, hanya karena dia (korban) berasal dari kasta yang lebih rendah," ujar Nileshsepupu Payal.

Seorang perwakilan dari Asosiasi Dokter Magang Maharashtra (MARD) mengatakan, Payal Tadvi melakukan dua operasi di hari kematiannya.

"Dia tidak menunjukkan tanda-tanda stres. Dia langsung masuk kamar usai melakukan operasi. Sekitar tiga jam kemudian tubuhnya ditemukan, setelah dia tak membukakan pintu kamarnya," ujar perwakilan MARD.

"Para dokter mencoba melakukan CPR selama 45 menit tetapi tidak berhasil," tambah dia.

Baca Juga: Mengaku Teman Teroris dan Bolak Balik Masuk RSJ, Fakta Dibalik Investigasi Wanita Bercadar Saat Kerusuhan 22 Mei

Sementara, keluarga korban mengatakan, Payal memiliki sebuah grup Whatsapp di mana ketiga dokter senior itu selalu menghinanya dengan "ejekan-ejekan kasta".

Percakapan di Whatsapp korban dengan tiga dokter seniornya itu pun dijadikan sebagai barang bukti pelaporan.

"Kami melaporkan pembicaraan di grup Whatsapp itu ke polisi," tambah seorang kerabat Payal.

Baca Juga: Di Tengah Kerusuhan 22 Mei, Seorang Pria Tertangkap Kamera Buka Lapak dan Jajakan Sepatu ke Orang-orang yang Berlalu

Seorang staf senior RS BYL Nair mengatakan, kasus ini amat mengejutkan karena Payal tak pernah melaporkan adanya praktik bullyan pada dirinya.(*)