Find Us On Social Media :

Minta Usut Tuntas Rencana Pembunuhan 4 Tokoh Nasional, Akademisi: Tepat Jika Polisi Panggil Amien Rais!

Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais memberikan keterangan pers sebelum menyambangi pansus hak angket KPK di gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/7/2017).

Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega

Gridhot.ID - Suasana politik Indonesia yang semakin memanas tentu membuat banyak pihak tersulut emosi.

Hal tersebut membuat salah satu akademisi ikut buka suara terkait dengan rencana pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu ketua lembaga survei.

Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona, mengatakan polisi perlu memanggil Amin Rais terkait kasus ancaman pembunuhan.

Baca Juga: Meski Izin Terbang Single Engine Dicabut, Captain Vincent Raditya Masih Bisa Terbangkan Cessna 172, Ini Syaratnya

Pasalnya, Amien Rais dinilai sering mengkritisi dan menyerang KPU, Polisi dan lembaga penyelenggara Pemilu dengan menjurus ke ancaman.

"Menurut saya, tepat jika Polisi memanggil Amien Rais untuk meminta klarifikasi, sebab sejak awal, Amien Rais selalu menyerang KPU, Polri dan lembaga-lembaga penyelenggara pemilu dengan narasi-narasi yang menjurus pada ancaman," kata Mikhael kepada Antara di Kupang, Rabu (29/5/2019).

Selain itu, Amien Rais harus diperiksa kepolisian dengan alasan Ketua Umum PAN tersebut sebagai pencetus 'Poeple Power'.

Baca Juga: Ijin Terbang Dicabut Kemenhub, Ini Rencana Ke Depan Captain Vincent Raditya Tanpa Pesawat Cessna 172

"Sejak awal, Amien Rais selalu menyerang KPU, Polri dan lembaga-lembaga penyelenggara pemilu dengan narasi-narasi yang menjurus pada ancaman."

"Bahwa jika pemilu tidak sesuai target mereka yaitu kemenangan Paslon 02, maka pemilu pasti curang, dan itu semua lembaga akan berhadapan dengan rakyat yaitu people power."

"Artinya bahwa, semua yang terjadi menjelaskan bahwa seruan 'people power' adalah sumber awal terjadinya kericuhan tersebut," lanjut Mikhael.

Baca Juga: Berada di Perut Bumi, Begini Suasana Salat Tarawih Masjid Baabul Munawwar Papua yang Berjuluk Masjid Terdalam Dunia

Mikhael Raja Muda Bataona pun meminta aparat mengusut tuntas dalang kerusuhan 22 Mei dan para perencana pembunuhan terhadap para pejabat negara."Menurut saya, semua pihak yang menjadi dalang kerusuhan dan perencana pembunuhan terhadap para tokoh nasional harus diungkap, dan diumumkan kepada publik," kata Mikhael.

Melansir dari Kompas, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian membeberkan nama 4 tokoh nasional yang mendapat ancaman akan dibunuh oleh perusuh aksi 22 Mei.

Baca Juga: Secuil Kisah Hidup Ratna Sarumpaet, Dari Arsitek yang Jadi Aktivis Hingga Kebohongan Berbuntut 6 Tahun Bui

"Mereka (pelaku) menyampaikan nama, satu Pak Wiranto, kedua Pak Luhut Menko Maritim, ketiga Pak Ka-BIN (Kepala Badan Intelijen Negara), keempat Pak Gories Mere," kata Tito di kantor Kemenpolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa (28/5/2019).

Polisi pun sudah menetapkan 6 tersangka dalam kasus ancaman pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu ketua lembaga survei.

Berikut keenam tersangka yang ditangkap polisi terkait dengan upaya kericuhan 22 Mei.

Baca Juga: Pembunuh Bayaran yang Sasar 4 Tokoh Negara Sudah Rencanakan Aksinya Sejak 2018

HK, warga Bogor. Perannya 'leader' mencari senjata api sekaligus mencari eksekutor dan memimpin tim turun pada aksi 21 Mei.

HK ada pada saat 21 Mei membawa revolver jenis taurus. HK yang menerima uang Rp 150 juta ditangkap Selasa (21/5/2019) pukul 13.00 WIB di lobi Hotel Megaria, Menteng, Jakarta Pusat.AZ, warga Ciputat Tangerang Selatan. Peran mencari eksekutor sekaligus eksekutor. Ditangkap Selasa (21/5/2019) pukul 13.30 WIB di terminal 1 C Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga: 3 Tahun Berlalu, Sosok Suami Wayan Mirna Salihin Hilang Bak Ditelan Bumi Pasca Istrinya Tewas Diracun Kopi Jessica WongsoIF, warga Kebon Jeruk Jakarta Barat. Perannya eksekutor menerima uang Rp 5 juta. Ditangkap Selasa (21/5/2019) 20.00 WIB di pos Peruri Kantor Sekuriti KPBD Kebon Jeruk, Jakarta Barat.TJ, warga Cibinong. Peran sebagai eksekutor menguasai senpi rakitan mayer cold 22, senpi laras panjang mayer cold 22. Menerima uang Rp 55 juta.

Ditangkap Jumat (24/5/2019) 08.00 WIB di parkiran Indomaret Sentul, Citereup. Urine TJ positif methamphetamine dan amphetamine.

Baca Juga: Demi Satu Liter Pertamax Gratis, Emak-emak Pontianak Semangat Mengaji di Bulan SuciAD, warga Rawa Badak Utara, Koja, Jakarta Utara. Peran sebagai penjual 3 pucuk senpi.

Satu rakitan jenis mayer, satu laras pajang, satu laras pendek, ke HK. Menerima uang  Rp 26,5 juta.

Ditangkap pada Jumat (24/5/2019) 08.00 WIB di daerah Swasembada dan dia juga positif amphetamine, metamphetamine dan benzo.

Baca Juga: Ditinggal Ahok Nikah Lagi, Veronica Tan Justru Disebut Wanita Agung oleh Mantan MenteriAF alias Fifi (perempuan) warga Rajawali, Pancoran, Jakarta Selatan.

Peran sebagai pemilik dan penjual senpi revolver taurus ke HK. Menerima uang Rp 50 juta. Ditangkap Jumat (24/5/2019) di Bank BRI Thamrin.

(*)