Find Us On Social Media :

Mengenal Megalomania, Penyakit Mental yang Disinggung Usai Pertengkaran Rian dan Rai D'Masiv di Atas Panggung

Band D'Masiv saat Grid.ID jumpai dikawasan Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (9/5/2019).

Laporan Wartawan GridHot.ID, Siti Nur Qasanah

GridHot.ID - Siapa yang tidak kenal dengan Band D'Masiv?

Walau namanya sudah tidak setenar dulu, Band D'Masiv ternyata masih sering mengadakan konser di berbagai daerah.

Baru-baru ini, Band D'Masiv terlihat manggung di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (13/7/2019).

Baca Juga: Lihat Potret Masa Muda Rian D'Masiv yang Culun, Anji Manji Tak Kuasa Tahan Tawa

Walau begitu, penampilan Band D'Masiv di Lombok rupanya meninggalkan cerita yang sedikit tidak enak.

Dilansir GridHot.ID dari akun Instagram @hit.musik, Sabtu (13/7/2019), saat tampil di Lombok, kedua anggota D'Masiv, Rian dan Rai Dinata tertangkap kamera penonton sedang terlibat pertengkaran. Bahkan, Rai sempat mendorong Rian dan menjatuhkan bass-nya, sebelum kemudian memilih turun panggung.

Baca Juga: Lama Jadi Teka-teki, Vanessa Angel Akhirnya Bocorkan Kronologi Dirinya Saat Diciduk Polisi yang Santer Dikatakan Tengah Bugil dan Berhubungan Intim dengan Rian Subroto

Selang beberapa saat, Rai diketahui mengunggah tulisan berlatar belakang hitam di Instagram Stories-nya.

Dalam unggahannya itu, Rai menuliskan sebuah kata umpatan dan disambung dengan kata megalomania.

Baca Juga: Mantan Kliennya Dapat Grasi Jokowi, Hotman Paris Sudah Punya Firasat Sejak Pertama Kali Bertemu Guru Sekolah Internasional di Jakarta yang Terjerat Kasus Sodomi

Sebagaimana yang diwartakan Kompas.com dan Psycology Today, megalomania merupakan sebuah penyakit mental.

Orang dengan penyakit mental megalomania memiliki fantasi khayalan bahwa mereka lebih relevan (penting) atau kuat daripada yang sebenarnya.

Mereka pun begitu menjunjung tinggi harga diri serta melebih-lebihkan kekuatan dan kepercayaan mereka.

Kini kata "megalomania" tidak lagi digunakan dalam bidang kesehatan mental, dan tidak disebutkan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) atau International Classification of Diseases (ICD).

Baca Juga: Kini Sama-sama Mendekam di Penjara, Rey Utami Dulu Sempat Ngaku Nikahi Pablo Benua Karena Harta

Megalomania sekarang disebut sebagai gangguan kepribadian narsistik, gangguan kepribadian di mana seseorang menganggap dirinya sangatlah penting dan memiliki kebutuhan untuk sangat dikagumi.

Orang dengan kepribadian narsistik tidak hanya ekstra percaya diri, namun juga tidak menghargai perasaan atau ide-ide dan mengabaikan kebutuhan orang lain.

Sebutan itu muncul dari nama Dewa Yunani Narcissus. Konon, dia yang sangat jatuh cinta pada wajahnya, jatuh ke kolam saat sedang berkaca di permukaan air

Ciri utama gangguan kepribadian narsistik adalah sikap kebesarannya, kurang empati pada orang lain, dan selalu butuh pujian. Sekitar 50-75 persen orang dengan gangguan ini adalah laki-laki.

Baca Juga: Celana Salmafina Dituding Jadi Penyebab Perceraian, Taqy Malik Bongkar Alasan Sebenarnya Jadikan Putri Sunan Kalijaga Janda di Usia Muda

Beberapa ciri orang dengan gangguan kepribadian narsistik:

- Melebih-lebihkan bahwa dirinya orang yang istimewa.

- Lebih fokus pada fantasi akan kebesaran dirinya (kesuksesan, kecantikan, atau kepandaiannya).

Baca Juga: Biasa Kenakan Pakaian Tegas Berwarna Coklat, Prabowo Kini Gunakan Kemeja Putih untuk Menyelamati Jokowi, Ini Makna di Balik Busana Berwarna Putih

- Meyakini dirinya istimewa dan hanya bisa dimengerti oleh orang yang juga istimewa.

- Selalu butuh perhatian dan pujian dari orang lain.

- Punya kemauan tidak rasional akan perlakuan dari orang lain.

- Suka mengambil kesempatan dari orang lain demi keberhasilannya.

Baca Juga: Noor Lizah, WNA Istri Gubernur Kepulauan Riau yang Tak Pernah Bisa Jadi Ketua PKK Seumur Hidupnya

- Kurang empati dan tak peduli perasaan orang lain.

- Sering cemburu dengan keberhasilan orang lain dan yakin orang lain juga cemburu pada dirinya.

- Perilakunya arogan. (*)