Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID - Sosok Sukanto Tanoto ramai diperbincangkan usaiPresiden Joko Widodo mengumumkan lokasi pemindahan Ibu Kota Indonesia.
Ibu kota yang mulanya berada di Jakarta akan dipindah ke Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Melansir dari Tribunnews, Sukanto Tanoto disebut menguasai lahan Hutan Tanaman Industri (HTI) di kawasan calon ibu kota baru RI di Kalimantan Timur.
Hal itu diungkap oleh Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia yang juga mantan Menteri Perindustrian era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), MS Hidayat.
"Saya baru dikasih tahu resmi bahwa tanah itu sebagian besar tanah HTI miliknya Sukanto Tanoto, HTI yang setiap saat bisa diambil oleh pemerintah," kata MS Hidayat di Jakarta, Rabu (18/9/2019).
Menurutnya, kondisi tersebut membuat pemerintah tidak lagi kesulitan untuk penyediaan lahan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
"Jadi tidak ada masalah dengan tanah," ucapnya.
Lantas siapa sebenarnya sosok konglomerat Indonesia, Sukanto Tanoto itu?
Melnasir dari laman sukantotanoto.net, Sukanto lahir di Medan pada hari Natal tahun 1949 dari sepasang perantau asal Putien, Provinsi Fujian di Tiongkok.
Sukantor sempat mengenyam pendidikan di sekolah berbahasa Mandarin dan tidak pernah belajar Bahasa Indonesia secara formal.
Meski demikian, Sukanto kini sangat fasih berbahasa Indonesia.
Tahun 1966 merupakan titik awal bagi dirinya terjun ke dunia bisnis.
Sukanto yang berusia 17 tahun meninggalkan bangkuSMA sebelum lulus lantaran sekolah Tiongkok waktu itu ditutup oleh rezim Orde Baru, Presiden Suharto.
Ia tak dapat meneruskan sekolah ke sekolah nasional karena ayahnya masih berkewarganegaraan Tiongkok.
Sukanto kemudian bergabung dengan ayahnya yang telah mengelola tiga perusahaan di Medan.
Setelah sang ayah meninggal secara mendadak, Sukanto Tanoto harus menjalankan bisnis keluarga.
Sebagai anak tertua, Sukanto mengambil alih bisnis-bisnis ayahnya dan secara perlahan mendirikan bisnisnya sendiri.
Berkat kerja keras dan reputasinya yang baik, Sukanto berhasil melebarkan sayap bisnis ke berbagai bidang.
Sukses di bidang energi dan kayu lapis, Sukantomasuk ke dalam bisnis industri kelapa sawit hingga mendunia.
Sadar bisnisnya menjangkau pasar global, Sukanto pun kembali melanjutkan pendidikannya.
Sukanto mengikuti kursusmanajemen di sekolah bisnis terkemuka, seperti INSEAD, Harvard dan Wharton.
Atas kerja kerasnya, Sukanto mendapat gelar orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes pada tahun 2006.
Dikutip dari Tribun Jabar, majalah Forbes mencatat pada 2010, Sukanto bergelimang harta dan tercatat miliki kekayaan mencapai 1,9 bilion US dollar.
Melansir dari Forbes, Sukanto merupakan owner Royal Golden Eagle yang berfokus di bidang kertas, minyak sawit, dan beberapa energi lainnya.
Sukanto juga menjadi produsen kayu plywood terbesar di dunia. Pabriknya memproduksi berbagai macam olahan kayu mulai dari kertas hingga tisu.
Pengusaha konglomerat itu juga mendirikan perusahaan bernama CV Katya Pelita pada 1972.
Tak ingin berpuas diri, Sukanto kembali mendirikan PT Inti Indorayon Utama (IIU) dan membuka lahan di Riau sebagai Hutan Tanaman Industri.
Sukanto juga berkomitmen untuk memberikan bantuan pendidikan, khusus untuk masyarakat pedesaan.
Ia membentuk Tanoto Foundation untuk membantu mengurangi kemiskinan dan memajukan prestasi dengan memberi beasiswa kepada siswa, honorarium untuk guru serta membangun sekolah.
(*)