Find Us On Social Media :

Bertugas Lebih dari TNI, Ini Sosok Pak Eli, Pria Tua Penjaga Wilayah Perbatasan Indonesia-Australia yang Tak Pernah Dapat Bayaran Serupiahpun

Kisah pria penjaga perbatasan Indonesia-Australia yang tak pernah menerima gaji

Kemudian pada 17 Agustus 2003, menara tersebut diresmikan oleh Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura Mayjen TNI Agustadi Sasongko Purnomo.

Belakangan, pengurus Desa Eliasa berupaya untuk menarik kunci menara suar tersebut dari Eli, dan memberi Eli upah dengan cara menjual karcis bagi pengunjung.

Rencana itu tentu saja disambut baik oleh Eli, meski dirinya mengaku masih berharap pada perhatian yang diberikan oleh pemerintah.

Baca Juga: Penampilan Dianggap Lebih Penting Daripada Kemampuan, Orangtua di Korea Selatan Berbondong-bondong Hadiahkan Operasi Plastik untuk Anak Remajanya

"Insyaallah jika memang terjawab seperti itu. Tapi kalau dari pemerintah baik dari Kabupaten sampai ke pusat tidak perhatikan juga. Biarlah saya bertahan apa adanya. Sebab menara ini dibangun di atas petuanan dan di dalam dusun saya," tutur Eli.

Eli juga mengaku akan tetap menjaga menara suar tersebut dari orang-orang tak bertanggung jawab.

"Saya merasa punya tanggung jawab sejak 1998 sampai hari ini. Karena kepercayaan yang diberikan dari Kepala Dusun untuk saya," tutur Eli.

Baca Juga: Bantah Isu Keretakan Rumah Tangga, Engku Emran Unggah Foto Mesra Bareng Laudya Cynthia Bella, Mbah Mijan: Aura Bella Terlihat Tertekan Sekali

Sampai saat ini, Eli mengaku baru diberikan uang sirih pinang sebanyak Rp 50 ribu walaupun lahannya dipakai untuk menara suar dengan tanpa pernah ada pembebasan lahan.