Find Us On Social Media :

Dikenal Dengan Paras Cantiknya dan Tembakan Mematikannya, Sniper Wanita Asal Soviet Ini Buat Pasukan Nazi Gemetaran, Kariernya Kandas Hanya Karena Asmara

Roza Shanina (kiri) mengajari seorang pria cara menembak.

Laporan reporter Gridhot.ID, Nicolaus Ade

Gridhot.ID - Pada April 1944, seorang wanita menarik pelatuk senapannya dan menulis dalam buku harian 'Aku sudah membunuh seorang pria.'

Dia adalah Roza Shanina, sniper pembunuh Nazi yang kemudian dijuluki 'teror tak terlihat Prusia Timur.'

Roza Shanina lahir pada 3 April 1924 di Uni Soviet.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Parmin dan Painem, Dua Sejoli Berusia Senja yang Gigih Jajakan Bakso Keliling Berboncengan Naik Gerobak, Keromantisannya Undang Perhatian Netizen

Setelah menyelesaikan sekolah dasar, Shanina bertekad untuk melanjutkan pendidikannya dan berjalan 12 km bolak-balik setiap hari ke sekolah menengah terdekat di Bereznik.

Dia adalah seorang siswa yang tajam dengan semangat mandiri, dan pada tahun 1938, ketika orang tuanya menolak permintaannya untuk melanjutkan sekolah menengah dan belajar sastra, anak 14 tahun itu melarikan diri , berjalan 50 jam ke stasiun kereta terdekat, dan menuju ke kota utara.

Shanina pindah dengan saudaranya Fyoder sampai dia diterima di sekolah menengah kota dan diberikan kamar asrama dan uang saku siswa.

Baca Juga: Tak Tahan dengan Cuaca Panas Ekstrem yang Melanda Daerahnya, Ibu Ini Mendadak Viral Usai Keisengannya, Goreng Kerupuk Hingga Matang Manfaatkan Panas Matahari

Tetapi ketika Nazi menerobos perbatasan barat Uni Soviet pada Juni 1941, melanggar pakta non-agresi negara itu , ekonomi anjlok, pendidikan menengah gratis terputus, dan Shanina tak lagi mendapatkan uang gajinya.

Perang merayap lebih dekat ke rumah dan tak lama kemudian, Nazi mulai membom Arkhangelsk dan remaja pemberani mengajukan diri untuk menyerang.

etika dia mendengar berita bahwa saudara lelakinya Mikhail terbunuh dalam serangan bom pada bulan Desember 1941, dia bertekad untuk bergabung perang.

Bersama dengan puluhan ribu wanita Rusia lainnya, Shanina melamar untuk bergabung menjadi tentara.

Baca Juga: Diklaim Anti Nuklir Hingga Dijuluki Sebagai Pesawat 'Anti Kiamat', Boeing 707 E-68 Mercury Tak Disangka Hancur Hanya Karena Ditabrak Seekor Burung

Dia mendaftar di Akademi Penembak Jitu Wanita dan lulus dengan pujian pada bulan April 1944, tepat di sekitar ulang tahunnya yang kedua puluh.

Dia langsung dikenal karena penembakannya yang sangat akurat.

Dia kemudian menjadi komandan di peleton penembak jitu wanita Divisi ke-184 tepat setelah lulus.

Baca Juga: Terluka Parah Usai Amankan Demo, Anggota TNI Ini Justru Ditodong Bayaran Rp 500 Ribu oleh Rumah Sakit, Direktur Rumah Sakit Angkat Bicara

Tiga hari setelah kedatangannya di front barat, Shanina melakukan pembunuhan pertamanya.

Pada bulan Mei itu, Shanina dianugerahi Order of Glory karena berhasil membunuh 59 tentara Jerman.

Dilaporkan dari Moskow pada 23 September 1944, Roza Shanina membunuh lima orang Jerman dalam satu hari ketika dia berjongkok di tempat persembunyiannya.

Pada Oktober, dia sudah sangat tenar karena reputasinya yang mematikan.

Baca Juga: Rumahnya Sendiri Rela Digusur untuk Jalan Tol, Ini Deretan Kisah Inspiratif Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Tetap Sederhana dengan HP Jadul Tanpa WA

 

Karena hari-hari Shanina di garis depan dan tembakan yang datang tak ada habisnya, catatan hariannya menjadi semakin sedih.

“Saya hampir muntah di semua bagian tubuh, lapar, semua orang melemparkan umpatan kotor. Melelahkan sekali."

Kematian datang terlalu cepat, pada 27 Januari 1945, dua tentara menemukannya terluka dengan tembakan peluru di dada dan terlambat untuk diselamatkan.

Baca Juga: Niatnya Usir Kecoa karena Sang Istri Merasa Jijik, Pria Ini Justru Ledakkan Kebun Rumahnya Hingga Porak-poranda, Rekamannya Viral Hingga Diusut Polisi

Sebagai penembak jitu Soviet wanita pertama yang dianugerahi Order of Glory dan salah satu penembak jitu Soviet yang paling mematikan dari Perang Dunia II.

Sebagai seorang remaja yang beranjak dewasa, Shanina jelas mengalami masa jatuh cinta.

Dan dia jatuh cinta pada seorang pria bernama Nikolai, pria biasa yang menurut Shanina tidak bersinar dalam hal apa pun tapi dia menyukainya.

"Aku tidak berpikir lebih, tidak pula menginginkan pernikahan. Ini bukan waktunya dan aku masih harus berada di medan perang," begitu bunyi tulisan buku hariannya.

Baca Juga: Anaknya Jadi Mendikbud, Sosok Ayah Nadiem Makarim Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Mantan Bos Hotman Paris yang Bikin Banyak Orang Segan

Kisah cintanya kandas begitu saja karena Nikolai tidak mau menerima Shanina yang seorang penembak jitu.

Shanina begitu patah hati. Dia merasa tidak lagi berguna bagi siapa pun saat itu.

Kumpulan catatan harian Shanina pernah diterbitkan menjadi buku untuk mengenang tentara muda berbakat dari Soviet ini.(*)

Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul "Kisah Sniper Cantik nan Mematikan dari Tentara Merah, Dianggap Teror bagi Jerman Namun Merasa Tak Berguna Karena Kisah Asmaranya Berakhir Tragis"