Find Us On Social Media :

Anaknya Dikenalkan Secara Tak Sengaja oleh Yakuza, Mertua Soekarno Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Keluarga Ksatria Terpandang Keturunan Samurai Jepang

Ratna Sari Dewi atau Naoko Nemoto dan Bung Karno

Laporan wartawan GridHot.ID, Dewi Lusmawati

Gridhot.ID - Semasa Orde Lama, kepemimpinan Presiden Soekarno di Indonesia hampir mencapai puncaknya jika peristiwa G30S/PKI tak terjadi.

Beliau dikenal sebagai orang yang jago berpidato dan bergaul dengan para pemimpin dunia lainnya secara luwes.

Bahkan saat kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat pada 16 Mei 1956, beliau disambut meriah.

Selama 18 hari Soekarno di Amerika, ia mengunjungi berbagai pihak di sana.

Baca Juga: Dapat Wangsit di Tengah Tidur Lelapnya, Seorang Warga di Bone Ngaku Temukan Harta Karun Emas Bergambar Soekarno, Polisi Tak Percaya Sama Sekali dan Temukan Fakta Ini

Dikutip dari Tribun Jambi, Kamis (3/1) namun ketika hendak berkunjung ke Jepang tahun 1958 ada masalah timbul.

Jepang yang kalah Perang Dunia II dan menjadi 'koloni' Amerika Serikat malah menganggap kunjungan Soekarno di sana tidak resmi.

Yang paling vokal menganggap kunjungan beliau tak resmi adalah kepolisian Tokyo.

Kepolisian Tokyo bahkan tak mau mengawal dan menjamin keselamatan Soekarno sesampainya di Jepang.

Baca Juga: Dukung Militer Malaysia untuk Serang Indonesia, Inggris Kerahkan Pesawat Pembom Nuklir Jarak Jauh untuk Hancurkan Jakarta, Namun Nyalinya Ciut Saat Tahu Presiden Soekarno Punya Rudal Pertahanan Udara SA-2 Buatan Rusia

Keadaan semakin runyam ketika muncul kabar jika Soekarno akan dibunuh ketika berada di Negeri Sakura.

Namun Soekarno tetap akan berkunjung ke Jepang sebagai Kepala Pemerintahan Indonesia.

Konsul Indonesia di Tokyo saat itu, Iskandar Ishak pusing bukan kepalang akan hal ini.

Ia bingung bagaimana menyediakan pengawalan kepada Soekarno.

 

Hingga akhirnya orang kepercayaan Soekarno Kolonel Sambas Atmadinata mengontak seorang temannya di Jepang.

Temannya itu adalah Oguchi Masami.

Baca Juga: Petilasan Soekarno Ini Wujudnya Sangat Tak Biasa, Tangga Setapak Melintasi Bukit dan Jalan Jadi Pusat Perhatian, Lihat Penampakan Vila Riung Gunung

Oguchi lantas menyarankan agar Soekarno dikawal oleh Gangster Yakuza saja dan dijamin aman.

Sekedar info, Yakuza adalah gangster terorganisir di Jepang. Pihak pemerintah dan kepolisian tak berani mengusik keberadaan mafia ini karena pengaruhnya yang amat besar bagi negara.

Iskandar Ishak lantas diberitahu hal ini oleh Kolonel Sambas, ia segera menghubungi pentolan Yakuza Yoshio Kodama untuk mengutarakan maksudnya.

Yoshio kemudian menugaskan anak buahnya, Kobayashi Kushuo untuk membawa 20 anggota gangster Yakuza paling cakap demi mengawal presiden Soekarno.

Baca Juga: Kirim Ilmuan ke China, Soekarno Diam-diam Persiapkan Bom Nuklir Demi Kedaulatan Indonesia, Malaysia Hingga Australia Langsung Panas Dingin

Selama delapan hari Kushuo dan anak buahnya mengawal Soekarno, semuanya aman terkendali.

Dari Kobayashi Kushuo itu juga Soekarno berkenalan dengan Naoto Nemoto yang kemudian berganti nama jadi Ratna Sari Dewi yang kelak dipersuntingnya. 

Dikutip dari Tribunnews, ayah Ratna Sari Dewi Soekarno yang bernama Heishichiro Nemoto, meninggal dunia pada 1955, dalam usia 59.

Pria kelahiran 1896 itu, ternyata mantan samurai (aristokrat Jepang dari golongan kesatria/prajurit) di bawah klan Satake, yang ikut berjuang dalam perang besar Sekigahara.

"Ayah Dewi itu masih ada kaitan dengan keluarga Samurai Satake. Kemudian menjadi petani dan ayahnya, Heishichiro menjadi tukang kayu," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (18/9/2018).

Di saat Perang Dunia II, ayah Dewi juga sempat membantu tim pemadam kebakaran Jepang.

Baca Juga: Jadi Mantu Presiden Soekarno, Berikut Sosok Benny Soemarmo, Ayah dari Aktor Anjasmara yang Merupakan Seorang Purnawirawan Polisi

Ketika itu, Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bom di banyak tempat di Tokyo, sehingga mengalami kebakaran besar.

Heishichiro juga minum metil alkohol yang seharusnya dipakai untuk membuat bom saat Perang Dunia II.

Hal itu diakui adik Heishichiro, Hirotaka Nemoto (70).

Baca Juga: Saksikan Sendiri Soekarno Diperlakukan Sewenang-wenang oleh Pelayan di Akhir Masa Kejayaan, Mantan Ajudan Merasa Tak Tahan, Makin Tak Paham Usai Sang Proklamator Minta Sarapan

"Benar, dia memang saat itu karena stres banyak minum. Bukan sembarang alkohol, tetapi metil alkohol yang biasanya dipakai untuk merakit bom. Akibatnya matanya jadi tidak bisa melihat," paparnya.

Akibat banyak minum metil alkohol itu, mata Heishichiro menjadi agak buta sehingga tidak bisa bekerja. Akibatnya ibunya harus kerja keras untuk menghidupi keluarganya.

Ibu Ratna Sari Dewi Soekarno, Masako, akhirnya bekerja apa saja supaya bisa menghidupi dua anaknya, Dewi dan Yasoo.

Satu di antara pekerjaan ibunya adalah menempelkan label korek api Fujisan dan menjual korek api tersebut.

Baca Juga: Hari Ini, 54 Tahun yang Lalu, Bersama Ratna Sari Dewi, Ini yang Dilakukan Presiden Soekarno Tepat di Malam Gerakan G30S PKI

Saat di sekolah dasar (SD), secara tak sengaja Dewi melihat ibu temannya memberikan pinjaman uang kepada Masako, agar bisa bayar uang sekolah dasar Dewi.

Melihat hal tersebut, Dewi tergerak hatinya agar bisa meringankan beban ibunya.

Maka saat masih SMP kelas tiga, Dewi sudah mulai bekerja di berbagai toko seperti kafe. Itu dengan maksud bisa dapat uang untuk meringankan beban ibunya dan membantu membiayai sekolah adiknya, Yasoo (punya hobi sepeda), yang akhirnya lulus dari Universitas Waseda.

Baca Juga: Dicap Soekarnois Hingga Suka Mendalami Ilmu Mistis, Inilah Sosok Permadi, Politisi Senior Gerindra yang Terang-terangan Ingin Lengserkan Jokowi

Teman sekolah dasarnya, Iino mengungkapkan Dewi orang yang teguh, keras punya prinsip dan pintar menggambar, sehingga dia bisa sukses.(*)