Laporan Wartawan Gridhot.ID, Candra Mega
Gridhot.ID -Empat tahanan kasus narkoba di Polresta Malang Kota kabur pada Senin pagi (9/12/2019), sekitar pukul 01.30 WIB.
Dikutip dari Kompas, keempatnya diketahui bernama Sokip Yulianto, Nur Cholis, Bayu Prasetyo dan Andria alias Ian.
Para tahanan itu melarikan diri dengan menggergaji teralis besi sel tahanan.
Setelah berhasil menjebol teralis besi tahanan, keempatnya melompat ke belakang gedung tahanan.
"Kami akan dalami asal gergaji. Kalau ada kelalaian akan diproses," kata Kapolresta Malang Kota, AKBP Leonardus Simarmata di Mapolresta Malang Kota, Senin (9/12/2019).
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi, belakang tahanan Polresta Malang Kota merupakan gedung SMP Katolik Frateran Celaket 21 Malang.
Meski sama-sama merupakan tahanan dengan kasus narkoba, sambungnya, mereka bukan satu jaringan.
"Kasus yang menjerat empat tahanan perkaranya berbeda-beda," ujarnya.
Melansir dari Surya.co.id, untuk menangkap kembali tahanan yang kabur, polisi menyisir sejumlah tempat di Kota Malang.
Salah satunya adalah kantor bekas PDAM Kota Malang di Jalan Ahmad Yani.
Di sana, polisi memeriksa pengendara yang melintas termasuk meminta surat-surat kelengkapan kendaraan.
Selain itu, tim khusus juga mendatangi rumah keluarga tahanan yang kabur termasuk kerabatnya.
Satu dari empat tahanan tersebut akhirnya berhadil ditangkap polisi pada Selasa dini hari (10/12/2019).
Berdasarkan pengakuannya, Adrian alias Ian dari tahanan kabur karena ingin menghadiri pernikahan anaknya.
"Anak saya mau nikah. Tanggal 13 besok," kata Adian.
Adrian mengaku kabur dari tahanan atas ajakan Sokip Yulianto.
Tak hanya itu, Sokip juga yang menyediakan gergaji termasuk memotong teralis besi sel tahanan.
"Saya dibilangin gini (oleh Sokip), anakmu ingin rabi (nikah), enggak ingin lari," katanya.
Karena ada kesempatan, Adrian akhirnya ikut lari bersama tiga orang tahanan narkoba lainnya.
Adrian mengaku kabur dengan melompat ke belakang gedung tahanan.
Setelah berhasil keluar, keempat tahanan itu langsung berpencar.
"Saya keluar langsung saya jalan sendiri. Tidak ketemu lagi," katanya.
Adrian mengaku menyesal atas perbuatannya itu. Ia meminta kepada tahanan lainnya untuk menyerahkan diri.
"Sangat menyesal Pak. Saya tidak akan mengulangi lagi Pak. Kepada teman saya yang ikut kabur segera menyerahkan diri," katanya.
Kapolresta Malang Kota AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, setelah berhasil keluar, pelaku memesan ojek online untuk mengantarkannya ke rumah adiknya.
Adrian sempat dinasehati adiknya perihal kabur dari tahanan Polresta Malang Kota.
"Adik tersangka ini meminta untuk menyerahkan diri. Namun dia tidak mau karena ingin menghadiri pernikahan putranya," katanya.
Beberapa hari kemudian, kata dia, pihaknya akhirnya menemukan keberadaan pelaku.
"Karena berusaha lari, akhirnya dilakukan tindakan tegas terukur terhadap pelaku menembak kaki kanannya," jelasnya.
Namun, keberadaan Sokip yang jadi otak penjebolan teralis besi tahanan Polresta Malang Kota setelah kabur masih belum diketahui.
Berdasarkan informasi dariAdrian alias Ian, gergaji itu dikirim ke dalam tahanan melalui bungkus roti.
"Gergaji ini, berdasarkan hasil keterangan dari yang bersangkutan (Adrian), dari Sokip. Sokip itu dapat kiriman dalam bentuk kotak roti," kata Kapolresta Malang Kota AKBP Leonardus Simarmata di Mapolresta Malang Kota, Selasa (10/12/2019).
Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan tentang potensi adanya kelalaian dari petugas yang berjaga di tahanan itu.
"Makanya untuk petugas yang lalai sedang kita proses. Tiga orang yang melakukan penjagaan," kata dia.
(*)