Find Us On Social Media :

Riwayat Pembunuh Paling Kejam di Indonesia, Mantan Pencuri Lembu yang Bunuh 42 Wanita Tanpa Belas Kasih, Tertawa Ketika Divonis Hukuman Mati

Sang pembunuh paling kejam di Indonesia

Gridhot.ID - Sosok pembunuh berantai memang jadi momok yang sangat menakutkan di masyarakat.

Aksinya yang kejam dan tidak berperikemanusiaan membuat pemberitaan para tersnangkanya bisa menghebohkan negara bahkan dunia.

Tahun 2008 lalu publik Indonesia dikagetkan dengan terungkapnya pembunuhan berantai yang dilakukan Very Idham Henyansyah alias Ryan Jagal Jombang.

Baca Juga: Punya Gelar Mentereng dari Universitas Hukum Ternama, Anak Bungsu Hotman Paris Rela Berlutut di Hadapan Banyak Orang Demi Ikat Tali Sepatu Ayahnya, Benarkah Agar Dapat Warisan?

Ryan membunuh dan memutilasi kesebelas korbannya yang sebagian jasad mereka dikubur dikolam belakang rumahnya.

Sebelum itu publik tanah air sempat dibuat heboh juga pada tahun 1996 ketika Siswanto alias Robot Gedek membunuh dan memutilasi duabelas orang anak dibawah umur yang sebelumnya disodomi oleh si Robot Gedek.

Sekarang Robot Gedek dan Ryan Jagal Jombang dicap sebagai pembunuh paling kejam di Indonesia.

Baca Juga: Seolah Baik-baik Saja, Warganet Justru Pergoki Syahrini Banting Kiriman Lipstik dari BCL, Sang Penyanyi Dianggap Tak Bisa Menghargai Pemberian Orang

Namun sebelum 'era' mereka berdua ada satu orang pembunuh berantai yang dinobatkan benar-benar bengis di Indonesia, yakni Ahmad Suradji.

Namanya terdengar asing ditelinga masyarakat Indonesia.

Ahmad Suradji lahir 10 Januari 1949, Deli Serdang, Sumatera Utara.

Baca Juga: Bongkar Borok Sisi Asih Hingga Samakan dengan Gundik Ari Ashkara, Puteri Novitasari, Akun Instagram Presenter Ini Banjir Hujatan Netizen: Ikut Nimbrug Biar Kecipratan Hits Ya..

Nama aslinya ialah Nasib dan kerap dipanggil Nasib Kelewang karena sering mencuri Lembu menggunakan Kelewang hingga akhirnya dipenjara.

Ketika bebas dari penjara baru Nasib menyandang nama Ahmad Suradji.

Dirinya kemudian mendapat julukkan baru 'Datuk' setelah ia menikahi tiga wanita kakak beradik kandung dan tinggal serumah dengan mereka hingga dikaruniai sembilan orang anak.

Baca Juga: Bongkar Borok Sisi Asih Hingga Samakan dengan Gundik Ari Ashkara, Puteri Novitasari, Akun Instagram Presenter Ini Banjir Hujatan Netizen: Ikut Nimbrug Biar Kecipratan Hits Ya..

Kegilaannya dimulai pada tahun 1986.

Suatu malam saat Suradji tidur ia bermimpi didatangi mendiang ayahnya.

Dalam mimpi tersebut ayahnya yang dulu berprofesi sebagai dukun mewariskan sebuah ilmu sakti kepadanya.

Baca Juga: Sempat Sandera Aparat yang Baru Selesai Salat Jumat, Ini Kronologi Penyerangan Kelompok Teroris Mujahidin Indonesia Timur Pimpinan Ali Kalora, Seorang Anggota Brimob Sampai Kehilangan Nyawa

Namun ada syarat untuk menguasai ilmu ini.

Suradji harus menumbalkan 72 nyawa wanita.

Bukan hanya itu, ia juga harus melakukan ritual meminum air liur korbannya yang hendak ditumbalkan.

Baca Juga: Bukti Foto Tak Bisa Dielak, Wanita Asal Indonesia Ini Ternyata Punya 2 Suami dan Seorang Selingkuhan, Bagaimana Bisa?

Suradji yang sejak usia 12 tahun sangat terobsesi dengan ilmu perdukunan kemudian menggunakan kedok sebagai Dukun AS (Ahmad Suradji) untuk mempermulus aksinya.

Suradji kemudian segera melaksanakan syarat tersebut walau awalnya bimbang.

Satu persatu wanita ditumbalkan oleh Suradji, dibunuh secara keji.

Baca Juga: Baru Saja Dilantik di Istana Negara, Watimpres Sudah Punya Tugas Besar Menanti, Bertanggung Jawab Kepada Presiden dan Merahasiakan Segala Nasihat yang Diberikan

Cara membunuhnya pun beragam tapi yang pasti ia selalu melakukan ritual menjijikkan sebelum menghabisi nyawa korbannya dengan meminum air liur dan mempreteli harta benda mereka.

Sebelas tahun sudah Suradji melakukan kegilaan biadab itu dan berhasil menyembunyikan segala perbuatannya dari masyarakat maupun pihak berwajib.

Hingga akhirnya tibalah suatu sore di tanggal 27 April 1997.

Baca Juga: Keruk Keuntungan Dari Kelakuan Bejatnya, Pria Ini Jajakan Tubuh Puterinya Pada Teman-temannya yang Main ke Rumah, Paksa Layani 30 Orang Pria yang Dibawa Ayahnya

Desa Sei Semayang, Deli Serdang tempat Suradji tinggal mendadak gempar ketika ditemukan sosok mayat wanita tanpa busana di kebun tebu.

Warga kemudian berbondong-bondong datang untuk melihat mayat siapakah itu.

Keadaan semakin memanas ketika ada seorang wanita desa bernama Sri Kemala Dewi (21) hilang sejak tiga hari terakhir.

Baca Juga: Bunuh Saudarinya Sendiri Atas Perintah Lucifer, Pria Penganut Satanisme Ini Coba Kabur dengan Cara Ekstrem, Tingkah Beringasnya Buat Polisi Kelabakan

Benar saja, ternyata mayat itu adalah Sri Dewi.

Mendapati kasus tersebut, Kepolisian Mapolsek Sunggal segera menerjunkan para aparatnya untuk mengendus apa, siapa dan bagaimana mayat Dewi bisa sampai disitu.

Sebelum menghilang Dewi sempat dikabarkan bertengkar dengan suaminya, Tumin.

Baca Juga: Buat Eropa Kelabakan Sampai Harus Lenyapkan Sosoknya dari Bumi, Mata-mata Cantik Keturunan Jawa Ini Harus Dieksekusi Mati Setelah Kecantikannya di Eksploitasi Militer

Orang tua Dewi dan warga menuding Tumin pelaku pembunuhan istrinya sendiri.

Polisi lantas menahan sementara Tumin untuk dimintai keterangan.

Polisi tidak serta merta langsung menetapkan Tumin sebagai tersangak dan masih melakukan penyelidikan karena beberapa tahun sebelumnya pernah ditemukan juga mayat wanita di ladang tebu.

Baca Juga: Tetap Semangat Kerja dan Bersyukur dengan Penghasilannya, Seorang OB Kisahkan Caranya Bertahan Hidup Hanya dengan Gajinya Rp 1 Juta per Bulan, Bisa Makan 3 kali sehari dan Sisihkan Uang untuk Orang Tuanya

Kasus sempat dihentikan karena tidak adanya bukti kuat.

Akan tetapi secercah titik terang datang ketika seorang warga desa bernama Andreas berujar dirinya mengantarkan Dewi ke rumah dukun Ahmad Suradji untuk berkonsultasi dihari menghilangnya wanita itu.

Polisi kemudian menindaklanjuti laporan itu dan mendatangi rumah Suradji untuk menanyainya perihal Dewi.

Baca Juga: Tetap Semangat Kerja dan Bersyukur dengan Penghasilannya, Seorang OB Kisahkan Caranya Bertahan Hidup Hanya dengan Gajinya Rp 1 Juta per Bulan, Bisa Makan 3 kali sehari dan Sisihkan Uang untuk Orang Tuanya

Suradji mengakui bahwa Dewi memang datang ke rumahnya untuk berkonsultasi dan selepas maghrib wanita itu pulang ke rumahnya.

Tak cukup bukti untuk menangkap Suradji, kasus dihentikan.

Polisi tak menyerah, satu persatu laporan orang hilang mereka dalami beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Ngemis-ngemis Minta Dijadikan Anak Angkat, Begini Akal Bulus Azura Luna Si Penipu Ulung Asal Kediri Kelabui Para Korban, dari Ngaku Keturunan Orang Kaya Hingga Lulusan Harvard University

Nyatanya banyak orang dilaporkan hilang yang kebanyakan pasien Suradji.

Tak tunggu waktu lama polisi langsung menggerebek dan menggeldah rumah Suradji.

Disana mereka menemukan pakaian dan perhiasan wanita yang salah satunya milik Dewi.

Baca Juga: Seolah Baik-baik Saja, Warganet Justru Pergoki Syahrini Banting Kiriman Lipstik dari BCL, Sang Penyanyi Dianggap Tak Bisa Menghargai Pemberian Orang

Suradji dan ketiga istrinya kemudian dibekuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Lewat proses interogasi panjang, Suradji mengaku dirinya memang membunuh Dewi, didesak lagi oleh polisi ia mengakui sudah membunuh 16 wanita, didesak lagi Suradji berujar dia sudah menghabisi nyawa 42 orang wanita!

Dalam aksi koboinya membunuhi para wanita itu, Suradji dibantu oleh salah satu istrinya yang bernama Tumini.

Baca Juga: Dari Luar Bagai Hunian Kumuh Penuh Karat, Rumah Ini Bakal Bikin Kaget Petugas Pajak, Eksterior Dijamin Anti Maling Interior

Dalam pengadilan, Suradji dijatuhi vonis hukuman mati dan Tumini divonis penjara seumur hidup.

10 Juli 2008 pukul 22.00, eksekusi mati dilakukan oleh pihak berwenang.

Tiga buah peluru dilesakkan ke dada Suradji, mengakhiri riwayat pembunuh paling bengis di Indonesia itu.

Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Bukan Robot Gedek Atau Ryan Jagal Jombang, Orang Ini Pembunuh Berantai Paling Bengis di Indonesia.

(*)